Grace and Truth

This website is under construction !

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- 19-Good News for the Sick -- 041 (A Man with a Shriveled Hand)
This page in: -- English -- French -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Somali -- Yoruba

Previous Chapter -- Next Chapter

19. Kabar Baik bagi Mereka yang Sakit
BAGIAN 2 - MUKJIZAT-MUKJIZAT YESUS
6. SEMUA JENIS PENYAKIT DISEMBUHKAN

e) Seorang Pria dengan Tangan yang Mati Sebelah


“Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.” (Markus 3:1-6)

Meskipun kisah ini memberikan kita banyak informasi tentang keadaan di sekitar mukjizat Yesus, kisah ini tidak banyak menceritakan tentang mukjizat itu sendiri. Kita hanya mendengar bahwa Yesus memerintahkan seorang yang tangannya lumpuh untuk berdiri di depan semua orang di rumah ibadat dan mengulurkan tangannya. Ketika orang itu menaati Yesus, tangannya dipulihkan.

Namun, tidak semua orang yang menyaksikan mukjizat ini merasa senang. Mereka juga tidak senang dengan Yesus sendiri. Mereka merasa terganggu karena Yesus menyembuhkan pada hari Sabat, hari peristirahatan, hari yang telah Allah tetapkan bagi bangsa Israel untuk merayakannya sebagai hari yang kudus melalui nabi agung Musa. Bahkan, hari Sabat merupakan salah satu dari Sepuluh Perintah Allah bagi Bani Israel. Memberikan bantuan medis pada hari Sabat hanya diperbolehkan dalam keadaan yang mengancam jiwa.

Bagi Yesus, berbuat baik sama dengan menyelamatkan nyawa dan berbuat jahat sama dengan membunuh, ya, pada hari Sabat juga. Seperti yang ditegaskan Yesus di tempat lain, hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat. Allah memberikan perintah-perintah-Nya untuk melayani bangsa itu, untuk menuntun umat-Nya tentang bagaimana mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Oleh karena itu, Yesus memulihkan tangan orang itu. Bukankah pada hari Sabat orang menyelamatkan seekor binatang yang jatuh ke dalam parit?

Yang menyedihkan, banyak pemimpin agama dan politisi (Farisi dan Herodian) menentang Yesus. Meskipun masing-masing kelompok ini menentang satu sama lain, mereka bersatu melawan Yesus. Apakah karena para pemimpin itu takut bahwa Yesus mengancam gengsi dan kepemimpinan agama dan politik mereka? Ketika Yesus melakukan kebaikan, mereka semakin gencar memusuhi Yesus dan bahkan bertekad untuk membunuh-Nya. Sementara itu, seperti yang dinubuatkan oleh para nabi, Mesias terus bergaul dengan orang-orang biasa, orang miskin, orang cacat, dan orang-orang berdosa - melakukan kebaikan melalui khotbah, pengajaran, dan penyembuhan.

Jadi, ketika Yesus memulihkan tangan seseorang yang mati sebelah, Dia dengan jelas mengungkapkan rasa jijik dan kemarahan-Nya terhadap sikap para pemimpin agama dan politik bangsa itu. Tidak diragukan lagi, kita semua setuju dengan tanggapan Yesus. Namun, haruskah kita juga terbuka untuk memeriksa saat-saat kita mengeraskan hati dan berdiam diri, ketika karena ketakutan atau ketidaknyamanan, kita gagal untuk membela keadilan dan berbicara menentang kejahatan, terutama atas nama orang miskin dan lemah?

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on October 18, 2024, at 08:21 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)