Previous Chapter -- Next Chapter
12) Benar Kepada Ibu-Nya (بارّ لأمه)
Maryam, ibu Isa, menurut Al-Qur'an, dihina dan diancam dengan hukuman rajam karena ia melahirkan seorang anak ketika ia belum menikah. Namun, Allah SWT dan Jibril, bersama-sama, membenarkannya, membuktikan bahwa ia tidak bersalah dan menyatakan bahwa kelahiran putranya berasal dari Ruh Allah (Surah Maryam 19:26-29, 32).
Kristus tetap rendah hati dan baik hati kepada ibu-Nya. Perhatian-Nya kepada ibu-Nya terus berlanjut bahkan setelah kematian-Nya, karena Ia meminta Yohanes, murid-Nya yang termuda, untuk menerima ibu-Nya dan merawatnya, sebagaimana anak sulung merawat ibunya (Yohanes 19:25-27).
Maria sedang berdoa di ruang atas di Yerusalem, di mana para murid sedang menantikan janji Bapa. Dia dan semua rasul dipenuhi dengan Roh Kudus, karena Putra Maria telah menyatakan bahwa Dia akan mengutus Penolong Ilahi (Kisah Para Rasul 1:14; 2:1-4; Yohanes 14:16). Setelah kematian-Nya sebagai pengganti, Kristus tidak meninggalkan ibu-Nya, atau para pengikut-Nya dalam keadaan tidak berdaya. Dia menghibur semua orang berdosa, dengan mengirimkan Roh Kudus-Nya kepada mereka.