Previous Chapter -- Next Chapter
7. Bagaimana cara melaksanakan apologetika?
Jika kita mencari peta – sebuah metodologi untuk apologetika - dalam Alkitab, kita akan menemukannya di Amsal 26:4-5 yang adalah metode dua langkah.
- 1 - Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.2 - Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.
Artinya, kita harus mencermati kebodohan orang bodoh dan melihat ke mana hal tersebut menuntun kita; kemudian kita meminta pada orang bodoh tersebut untuk mengikuti hikmat Allah dan memperhatikan kemana hal tersebut akan menuntun.
Ketika kita berbicara dengan orang-orang tidak percaya, dikarenakan kita memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar dan pandangan dunia yang berlawanan, kita tidak melihat - pada prinsipnya – segala sesuatu dengan cara yang sama. Paulus mengatakannya seperti ini: “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” (1 Korintus 1:18). Kita mempunyai dua kelompok disini, yang diselamatkan dan yang binasa, melihat pada hal yang sama (salib). Yang satu melihatnya sebagai kebodohan dan yang lain melihatnya sebagai kekuatan Allah. Kita tidak hanya tidak menyetujui perihal Kristus disalibkan atau tidak; sebaliknya kita sedang mempertimbangkan hal yang sama tetapi dengan dua cara yang sangat berbeda.