Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 11-Presuppositional Apologetics -- 041 (The impossibility of the revelation of the Quran)
This page in: -- Chinese -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Russian -- Tamil -- Ukrainian

Previous Chapter -- Next Chapter

11. APOLOGETIKA PRESUPOSISIONAL
Bagaimana Mengungkapkan Kelemahan Mendasar dan Kebohongan Yang Tersembunyi Saat Iman Kristen Diserang
BAGIAN 4 – APOLOGETIKA PRESUPOSISIONAL DALAM TINDAKAN
31. Menjawab wawasan dunia atas Tiruan Alkitabiah Unitarian -- ISLAM

a) Kemustahilan pewahyuan Al-Quran


Al-Quran menyajikan konsep Allah dengan suatu cara yang membuat pewahyuan itu sendiri menjadi mustahil:

i) "... tidak ada yang serupa dengan Dia, Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS 42:11)
ii) Umat Muslim percaya pada doktrin mukhaalafa مخالفة, 'ketidaksamaan', yang berarti tidak ada kemiripan apa pun antara Allah, dan sifat-sifat-Nya di satu sisi, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk di sisi lain.
iii) Umat Muslim percaya bahwa Al-Quran tidak seperti perkataan manusia, ia kekal dan tidak diciptakan (Syahadat Imam al-Tahawi = al-Aqidah al-Tahawiyyah).
iv) Umat Muslim percaya bahwa apa pun yang terlintas dalam pikiran Anda, Allah bukanlah itu, melainkan sesuatu yang lain.

Klaim-klaim di atas menunjukkan bahwa mustahil untuk menggunakan bahasa manusia untuk berbicara tentang Allah, karena bahasa manusia hanya bisa berurusan dengan konsep-konsep manusia. Karena Al-Quran tidak menggunakan bahasa manusia (bahasa manusia diciptakan, sedangkan Al-Quran tidak) dan karena apa pun yang kita pikirkan tentang Allah dengan menggunakan bahasa manusia dan konsep-konsepnya, kita tidak dapat mengatakan apa pun tentang Allah dengan menggunakan bahasa manusia. Itu berarti, jika Al-Quran dapat dipercaya dalam apa yang dikatakannya tentang sifat dan karakteristik Allah, maka Al-Quran tidak mungkin merupakan wahyu dari Allah. Bahasa Al-Quran adalah bahasa Arab yang kita ketahui berasal dari manusia yang berkembang dari bahasa Semit sebelumnya. Secara logika, tentu saja, kita memiliki dua pilihan: kita percaya bahwa itu salah, atau kita percaya bahwa itu benar. Tetapi jika itu benar, itu berarti tidak ada yang bisa dikatakan tentang Allah dengan menggunakan bahasa manusia - termasuk klaim bahwa tidak ada yang bisa dikatakan tentang Allah dengan menggunakan bahasa manusia. Jadi, oleh karena itu, apa yang dikatakan tentang Allah menafikan pewahyuan Al-Quran. Tentu saja seorang Muslim dapat bersikeras bahwa Al-Quran tidak diciptakan dan tidak menggunakan bahasa manusia. Tetapi itu berarti kita tidak akan pernah bisa memahami apa yang dikatakannya, termasuk nama-nama dan sifat-sifat Allah, atau bahwa itu bukan berasal dari manusia.

Oleh karena itu, karena Al-Quran ditulis dalam bahasa manusia, maka Al-Quran tidak bisa menjadi ungkapan Allah, tidak bisa menjadi wahyu dari Allah, dan juga tidak bisa menjadi firman Allah. Dengan kata lain, jika Al-Quran benar tentang siapa Allah, maka tidak mungkin benar tentang apa itu Al-Quran, dan sebaliknya.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on November 14, 2023, at 12:52 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)