Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 02. Roots -- 4 Holy War in Islam
This page in: -- Arabic? -- Chinese -- English -- French -- German? -- INDONESIAN -- Kirundi -- Ukrainian

Previous booklet -- Next booklet

02. Akar Quranik Syariah

4 - PERANG SUCI DALAM ISLAM, MIMPI ATAU KENYATAAN?



4.01 -- PERANG SUCI DALAM ISLAM, MIMPI ATAU KENYATAAN?

“Bunuhlah mereka dimana saja kamu menemukan mereka!” (Qur’an)

Barangsiapa membaca Qur’an akan menemukan 95 ayat yang mengikat secara sah; yang oleh para pemimpin ahli hukum keempat mahzab hukum Islam dipilih sebagai dasar legislasi mereka terhadap Perang Suci. Siapapun yang menambahkan biografi Muhammad oleh Ibn Hisham kepada perintah-perintah dalam Qur’an ini mengenai Perang Suci akan melihat bahwa konfrontasi antara Muhammad, para padagang di Mekkah dan suku-suku Yahudi di Medina meningkat menjadi perang yang melibatkan banyak pihak di jazirah Arab.

4.02 -- Latar belakang historis perang-perang Muhammad

Kaum politeis di Mekkah sangat menolak kesaksian Muhammad bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan bahwa tidak ada Tuhan lain selain Allah. Debat-debat panas menimbulkan boikot yang terus meningkat terhadap orang-orang Muslim. Ini disertai dengan penghinaan dan penganiayaan terhadap orang-orang yang secara sosial kurang beruntung dan syahidnya beberapa budak Muslim di Mekkah. Muhammad menyarankan kepada sekitar 80% pengikutnya untuk bermigrasi ke Etiopia dan meminta suaka pada orang-orang Kristen yang ada disana. Setelah kematian Khadija istrinya, dan kematian pamannya yakni Abu Talib, tidak ada lagi perlindungan yang diterima Muhammad dari sukunya di Mekkah, sehingga ia terpaksa bermigrasi ke Yathrib (Medina) pada 622 M.

Sebelum keberangkatannya, Muhammad mengadakan 3 kesepakatan berkesinambungan untuk melindungi dirinya sendiri dengan orang-orang Muslim yang ada di Medina. Setelah ia tiba disana, ia mendirikan sebuah pemerintahan multi-kultural, namun hanya mengijinkannya untuk berfungsi sampai ia mendapatkan kekuasaan yang cukup untuk memberlakukan negara tanpa toleransi yang diciptakannya terhadap semua penduduk Medina. Kemiskinan yang semakin memburuk yang dialami ratusan keluarga Muslim yang telah bermigrasi bersamanya menyebabkan adanya peningkatan ketegangan di dalam komunitas religius yang dipimpinnya. Untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi ini di Medina, Muhammad mendorong mereka untuk merampok karavan-karavan Mekkah, namun mereka menolak hal itu mentah-mentah (Sura 4:73-80). Tetapi Muhammad mencuci otak mereka dengan bantuan beberapa Sura yang diinspirasikan oleh Allah yang membenarkan niatnya ini (Sura 2:216-218), sehingga kemudian 83 orang imigran dan 231 orang Muslim Medina pergi dengannya untuk menyerang dan merampok karavan-karavan besar orang Mekkah yang datang dari Damaskus pada musim semi. Perang Badr berakhir dengan kemenangan bagi orang Muslim dan membawa titik balik dalam perkembangan Perang Suci. Para pedagang Mekkah yang ditangkap hanya dapat ditebus sebagai tawanan dengan uang tebusan yang sangat mahal.

Perubahan keberuntungan akibat perang menghasilkan pengusiran suku-suku Yahudi dari Medina. Setelah pengusiran mereka, para pencari suaka dari Mekkah “mewarisi” tanah mereka, rumah-rumah mereka dan wanita-wanita Yahudi diperlakukan sebagai budak-budak (Sura 5:82; 33:26-27; 59:1-7, dll). Dalam Perang Parit Muhammad mampu memecah-belah musuh-musuhnya, yang telah mengalahkannya dengan tipuan dan suap. Namun di Hudaibiyat ia berkompromi dengan mereka dengan menerima upacara ziarah okult kuno (Haji) ke dalam Islam, sehingga para pedagang Mekkah dapat menyelamatkan sumber pendapatan mereka.

Oleh karena Muhammad tidak dapat lagi menyerang karavan-karavan dari Mekkah, setelah kesepakatannya dengan mereka ia memerintahkan para pengikutnya untuk menyerang suku-suku Baduy (Sura 49:14), pendudukan Yahudi di luar Mekkah dan Medina dan komunitas-komunitas Kristen di Utara Yaman, untuk mengamankan keadaan keuangan negara religiusnya. Setelah menyerang Oasis Khaybar, seorang tawanan wanita Yahudi berusaha meracuninya, perbuatan ini akhirnya membawanya menemui ajalnya pada tahun 632 M.

Usaha-usaha Islam untuk membenarkan perang-perang Muhammad

Konflik-konflik yang bersifat ekonomis dan religius di Mekkah mengakibatkan kemarahan di kalangan para pedagang dan boikot panjang mereka selama bertahun-tahun terhadap orang Muslim, serupa dengan tukang perak di Efesus yang marah terhadap khotbah Paulus (Kisah Rasul 19:23-40). Orang-orang Muslim menyebut migrasi mereka dari Mekkah sebagai sebuah pengusiran, yang menurut kebiasaan balas dendam Arab kuno, memberikan mereka hak untuk membalas (Sura 5:45; 42:41-42, dll). Kaum Muslim moderat menyebut penyeranganpenyerangan terhadap karavan-karavan Mekkah ini sebagai perang untuk membela diri.

Kebutuhan-kebutuhan sosial para pencari suaka di Mekkah mendorong Muhammad untuk semakin sering melakukan perampokan untuk mendapatkan barang rampasan. Alasan-alasan religius dari serangan-serangan ini mengubahnya menjadi perang-perang ofensif yang terencana. Dengan cara ini Islam tersebar secara eksplosif selama ratusan tahun setelah kematian Muhammad dan menjadi kekuatan super dari Sungai Indus hingga Atlantik. Kaum fundamentalis memahami Perang Suci sebagai perintah Allah untuk menaklukkan semua orang yang tidak beriman, oleh karena eksistensi mereka senantiasa menjadi pencobaan untuk orang Muslim agar berpaling dari Islam (Sura 2:193; 8:39, dll). Mereka percaya bahwa Allah akan menyertai orang yang menang (Sura 3:160); 5:56, dll)!

Sia-sia saja menanyakan siapa yang bersalah dalam perang-perang semacam ini, karena kebenaran nampaknya senantiasa berpihak kepada kelompok yang lebih kuat. Baik para pendukung perang-perang defensif maupun kaum fundamentalis yang menghimbau dilaksanakannya perang-perang ofensif, mereka mendasarkan posisi mereka pada teks-teks Qur’an dan pada hidup Muhammad.

Metode-metode okult dan tujuan-tujuan perang Muhammad

Strategi Muhammad di Mekkah dan Medina (610-632 M) terlihat dalam ekstrimekstrim yang saling bertentangan. Migrasi ke Medina terjadi setelah adanya perang kata-kata dan perlakuan penuh kebencian dari penduduk Mekkah yang menyengsarakan orang Muslim. Ayat-ayat Setan dalam Qur’an (Sura 53:19-22) adalah usaha Muhammad untuk menyelamatkan dirinya dan para pengikutnya melalui sebuah kompromi yang tidak stabil. Tetapi kemudian ia membatalkan wahyu satanis ini (Sura 22:52-53). Setelah mengadakan kontak dengan roh-roh (jin) di padang gurun (Sura 46:29-32; 72:1-5) mereka menyiapkan jalan bagi Muhammad dan para pengikutnya untuk bermigrasi secara bertahap. Sejak saat itu dan selanjutnya, “jin-jin Muslim” turut serta bersama dengan orang-orang Muslim berperang dalam Perang Suci. Dimensi okult dalam perang-perang Islam tidak boleh diabaikan (Sura 3:61).

Di Medina Muhammad sering mendesak para pengikutnya untuk membujuk rayu orang-orang yang tidak beriman masuk dalam perangkap agar membunuh demi orang Muslim (Sura 2:191; 9:4). Dikatakan bahwa para malaikat menolong orangorang Muslim untuk mendapatkan kemenangan dalam Perang Badr (Sura 9:40). Muhammad mengubah kekalahan pahit orang-orang Muslim dalam Perang Uhud menjadi kemenangan besar untuk Islam dengan memperkenalkan poligami yang menghasilkan banyak kelahiran (Sura 4:3). Muhammad sendiri mengambil bagian dalam 29 pertempuran, yang melaluinya perampokan, rampasan perang dan mengambil tawanan perang semakin menjadi kekuatan pendorong bagi perangnya yang sama sekali tidak suci itu. Kadangkala Muhammad berkompromi dengan musuh-musuhnya. Ia sepakat untuk mengadakan gencatan senjata, tapi hanya sampai tercapainya kemenangan akhir. Setelah kemenangan-kemenangannya, ia menghadiahi penasehat-penasehat perang yang handal dari kalangan musuhnya dengan pemberian-pemberian yang banyak untuk memenangkan mereka kepada Islam. Apabila ia berdialog dengan orang-orang Kristen atau para pemimpin Baduy, tujuannya adalah agar mereka tunduk dengan sukarela, atau menjadi musuh Islam (Sura 3:33-65, dll). Ia mengutus para wakilnya sebagai mata-mata dan mendesak para penguasa kerajaan-kerajaan sekitarnya untuk dengan segera memeluk Islam. Para Khalif yang menggantikannya mematahkan kekuasaan kekaisaran Byzantum dan Sassanid dengan peperangan penuh agresi dan mengalahkan pasukan mereka.

Muhammad berulangkali menekankan bahwa perang semata-mata adalah penipuan! Ia adalah penipu ulung dan dengan cepat dapat beradaptasi dengan situasi yang baru. Ketika ia menyerang suku-suku Baduy dekat Medina, mereka berteriak, “Kami percaya! Kami percaya kepada Allah!” Tetapi Muhammad menjawab mereka, “Kamu belum percaya sampai kamu mengaku: Kami tunduk!” (Sura 49:14). Islam berarti pengabdian atau tunduk – dengan sukarela maupun dengan terpaksa! Baik dialog maupun perang, tujuannya tetaplah pemerintahan Islam yang tidak terbatas. Suku Yahudi Qurayza tidak mau menerima prinsip ini dalam Perang Parit. Beberapa di antara mereka berkonspirasi dengan musuh yang mengepung kota mereka. Ketika pasukan yang mengepung kota itu mundur, lebih dari 600 orang Yahudi harus menggali kuburan massal mereka sendiri, jazad mereka di buang ke dalamnya setelah mereka dibantai. Jibril memerintahkan agar mereka dihapuskan dari muka bumi.

Kesalahpahaman mengenai Perang Suci

Istilah “Perang Suci” tidak muncul dalam Qur’an! Terjemahan Inggris adalah versi ideal dari kata Arab jihad. Bahasa Arab mempunyai beragam kata untuk perang dan pertempuran, yang muncul dalam Qur’an dengan konotasi-konotasi yang berbeda.

Kifah berarti perang intelektual. Buku karangan Hitler “Mein Kampf” pada masa kini masih dijual di Timur Tengah dengan judul “Kifahi”. Tetapi istilah ini tidak ditemukan dimanapun di dalam Qur’an. Muhammad tidak pernah mengenal diskusi-diskusi yang murni teologis ataupun religius, tapi umumnya mengkonfrontasi rekanrekannya dengan pemberian-pemberian dan ancaman-ancaman agar mereka tunduk setelah dialog itu selesai.

Jihad berarti “mengalahkan diri sendiri untuk berjuang bagi Allah dengan segala upaya dan pengorbanan yang dapat dilakukan”. Kata ini menjadi istilah teknis islami bagi perang Muslim melawan semua orang yang tidak beriman. Kata ini mencakup pertempuran-pertempuran dan peperangan-peperangan yang panjang. Istilah ini muncul dalam Qur’an lebih dari 41 kali dalam berbagai bentuk: Sura 2:218; 3:142; 4:95; 5:35; 8:72, 74, 75; 9:16, 19, 20, 24, 41, 44, 73, 81, 86, 88; 16:110; 22:78; 25:52; 29:6, 69; 47:31; 49:15; 60:1; 61:11; 66:9, dll.

Qital berarti berperang dengan senjata di tangan, dengan tujuan pada akhirnya mengalahkan musuh secara paksa, dan jika diperlukan, membunuhnya dalam perkelahian satu lawan satu atau terbunuh. Kata ini muncul dalam berbagai variasinya sebanyak 67 kali dalam Qur’an: Sura 2:190, 191, 193, 216, 217, 244, 246; 4:74, 75, 76, 77, 84, 90; 5:24; 8:16, 29, 39, 65; 9:12, 13, 14, 29, 36, 83, 111, 123; 33:20, 25; 47:20; 48:16; 57:10; 61:4, dll.

Dalam Qur’an Hiraba atau (harb) berarti serangan terhadap Allah dan Muhammad, atau deklarasi perang yang dikeluarkan-Nya sendiri terhadap orang-orang yang melanggar hukum-Nya. Istilah ini muncul hanya 6 kali dalam Qur’an, dan mencakup ancaman yang sangat mengerikan dalam Sura 5:33 akan bahaya yang besar bagi setiap musuh Allah dan Muhammad (Sura 2:279; 5:33, 64; 8:57; 9:107; 47:4).

Fi Sabil Allah berarti menyelesaikan suatu pelayanan “di jalan Allah” atau bagi “tujuan Allah”, dimana semua istilah yang telah terlebih dahulu disebutkan dapat diringkaskan dalam istilah ini: Sura 2:154, 190, 195, 218, 244, 261, 262, 273; 3:13, 146, 157, 167, 169; 4:74, 75, 76, 84, 89, 94, 95, 100; 5:54; 8:60, 72; 9:19, 24, 30, 38, 41, 60, 81, 19, 111, 120; 16:125; 22:58; 24:22; 38:26; 47:4, 38; 49:15; 57:10; 61:11; 73:20, dll.

Istilah ini, yang muncul lebih dari 45 kali dalam Qur’an, disebutkan berdampingan dengan “berjuang dengan senjata” (qital) 19 kali, “berjuang dengan komitmen seutuhnya” (jihad) 9 kali, memberi uang untuk tujuan Allah (nafaqa) 9 kali, dan bermigrasi dari Mekkah “demi Allah” 5 kali.

Orang yang merenungkan analisa-analisa singkat ini mengenai non-eksistensi “Perang Suci” dapat mengetahui bahwa Jihad (usaha-usaha untuk Allah) dalam Qur’an kebanyakan berarti konflik berdarah, bahkan jika kaum liberal Muslim, para pencari suaka yang cerdik atau kaum humanis Barat tidak bersedia mengakui kenyataan ini. Ke-95 ayat dalam Qur’an yang mempunyai aplikasi-aplikasi legal, dan yang membentuk dasar hukum perang Islam, harus dipahami dari sudut pandang ini.

4.03 -- Pengesahan Allah terhadap perang-perang Muhammad

Beberapa kali Qur’an menyebutkan bahwa semua serangan berdarah yang dilakukan orang Muslim (qital) telah ditakdirkan dan sejak semula telah dicatat dalam kitab original (asli) di surga (Sura 2:216, 246; 4:77; lihat juga 3:154 dan 8:55). Jadi perang-perang Muhammad dan para Khalifnya tidak dianggap sebagai keputusankeputusan pribadi tetapi terencana, diinspirasi dan dilaksanakan oleh Allah sendiri.

Dalam Sura 2:216 kita membaca: Diwajibkan atas kamu berperang (qital), padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Sura 2:216)!

Allah memerintahkan orang Muslim untuk berperang baik dengan senjata di tangan dan dengan komitmen total mencakup waktu, energi, uang dan hidup bagi tujuantujuan Allah. Perintah untuk berperang (qital) secara eksplisit dapat dibaca 12 kali dalam Qur’an: Sura 2:190, 193, 244; 3:167; 4:76, 84; 8:39; 9:12, 29, 36, 123; 49:9. Panggilan untuk komitmen total (jihad) muncul 6 kali: 5:35; 9:41, 73, 86; 22:78; 25''':52.

Dalam Islam, perang diwajibkan kepada semua pria Muslim yang sehat. Orang yang menolak untuk menaati perintah ini dapat termasuk ke dalam bilangan orangorang yang akan dihukum di dunia ini dan di akhirat. Menurut Qur’an, kaum fundamentalis Islam bukanlah kelompok ekstrimis yang sembrono, tetapi kaum Muslim liberal dan humanistis dipandang sebagai pengecut yang tidak taat dan orang-orang yang sesat: murka Allah ada atas mereka.

Pada awalnya ayat ini diwahyukan pada mereka (di Mekkah): Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat! Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami?...” (Sura 4:77).

Tetapi perintah Allah tetap tidak berubah. Sejak saat itu semua Muslim yang membaca Qur’an diperintahkan untuk melangkah keluar dari hidup mereka yang menyenangkan.

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah (Sura 4:76).

Muhammad mewahyukan kepada para pengikutnya: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan (bagi) Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh (atas dasar janji itu) (Sura 9:111).

Orang-orang Muslim tidak lagi menjadi orang yang bebas. Allah telah membeli mereka seperti budak dan mengirim mereka ke dalam perang-Nya. Mereka berperang bagi-Nya dalam perbudakan kolektif. Dalam Qur’an kita membaca pernyataan yang mistis: dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu...! (Sura 22:78).

Perintah yang keras ini menunjukkan bahwa Allah tidak hanya ingin berada bersama dengan orang-orang Muslim-Nya, tetapi Ia ingin agar mereka ada dalam mereka, dalam sebuah penyatuan psikologis dan okult dengan mereka, agar dapat memenangkan perang-Nya dengan sukses. Perintah ini adalah salah satu dari beberapa legitimasi yang paling komprehensif untuk perang-perang Muslim, oleh karena Allah menyebut serangan-serangan yang dilakukan oleh orang Musllim sebagai perang-Nya sendiri. Adalah suatu hak istimewa yang sangat besar bagi seorang Muslim untuk taat dan berperang demi Allah.

Allah dipahami sebagai Yang Maha Kuasa dalam Islam. Ia lebih kuat daripada semua musuh orang Muslim (Sura 4:84). Seluruh dunia adalah milik-Nya (Sura 3:109, 189; 4:126, dll). Oleh karena itu semua yang Ia ciptakan menjadi milik orang Muslim (Sura 2:29). Ia mengontrol alam semesta (Sura 2:142, 156; 4:131, 132, dll). Ia menyertai para pejuang-Nya selama mereka takut akan Dia (Sura 2:194; 9:40, 123, dll). Maka Muhammad menyatakan: Bertakwalah (takutlah) kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa (Sura 2:194).

Allah telah memberikan pada Muhammad kuasa atas musuh yang Allah inginkan untuk diserahkan kepada-Nya (Sura 59:6).

Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya (dengan senjata untuk mengalahkan musuh-musuh Islam)... (Sura 61:4).

Ia sangat mengashi orang-orang yang memberikan sumbangan bagi para pejuang-Nya untuk mendanai partisipasi mereka dalam perang-perang Islam (Sura 2:195; 4:95; 9:20, dll). Ia akan melipatgandakan persembahan-persembahan mereka sekitar 700 kali lipat (Sura 2:261).

Jika ada pejuang yang gagal atau melarikan diri, Allah akan mendapatkan pejuangpejuang yang baru. Ia mengasihi mereka dan mereka mengasihi-Nya (Sura 5:54). Semua kemenangan berasal dari Allah saja (Sura 8:11).

Ayat-ayat ini dipandang oleh para ahli hukum Islam sebagai legitimasi ilahi bagi perang-perang Islam. Allah telah menakdirkannya dan Allah akan melaksanakannya.

4.04 -- Siapakah musuh-musuh Islam?

Qur’an menyebutkan beberapa kategori lawan dan musuh Islam. Di atas semua itu, Qur’an menyebutkan orang-orang yang menyerang orang Muslim.

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (Sura 2:190).

Barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah (takutlah) kepada Allah...! (Sura 2:194c).

Perang defensif dalam Islam berdasarkan pada hukum pembalasan dan balas dendam, seperti yang dinyatakan oleh Qur’an:

Jiwa dibalas dengan (jiwa), mata dengan mata, hidung dengan hidung, gigi dengan gigi dan luka-luka (pun) ada kisasnya (ini adalah penebusan bagi barangsiapa yang menjaganya!) (Sura 5:45).

Pengampunan atau kemurahan hati manusia adalah sesuatu yang mustahil, karena semua luka harus ditebus. Qur’an menetapkan: Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu (Sura 2:179).

Orang-orang yang tidak beriman

Berbagai istilah Arab untuk para animis, non-Muslim dan ateis muncul lebih dari 200 kali secara serentak sebagai orang-orang yang tidak beriman dalam Qur’an. “Makhluk-makhluk yang bukan manusia” ini adalah penjahat-penjahat di bumi di mata orang-orang Muslim (Sura 8:55-56). Mereka dipandang sebagai najis (Sura 9:28) para pelanggar hukum, oleh karena mereka tidak mengikuti Syariah Qur’an. Mereka makan babi dan tidak mengucapkan nama Allah (bismillah) ketika memotong hewan. Mereka dihitung sebagai orang-orang bebal, tidak peduli dengan hukum, dan sebagai medium untuk para penyihir (Sura 2:102), yang dengan licik memutuskan ikatan perjanjian dengan orang-orang Muslim (Sura 9:12). Tetapi dosa mereka yang terbesar adalah mereka tidak mengakui Muhammad sebagai nabi dan tidak menyembah Allah secara Muslim. semua orang yang bukan Muslim disebut sebagai orang yang tidak beriman (kafir), sebuah istilah yang sangat merendahkan. Mereka dikutuk Allah, para malaikat dan orang-orang (Sura 2:89-90, 161; 7:38; 33:64, 68).

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orangorang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman (yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dengan mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (kepada Tuhan) (Sura 8:55-56).

Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu (Sura 4:101).

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama dengan mereka (jika memungkinkan). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka (sahabat-sahabat) penolongpenolong (mu) (Sura 4:89).

Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali (Sura 66:9).

Muhammad harus mengobarkan perang terhadap banyak pihak. Kebanyakan dari para lawannya adalah para animis, orang-orang tidak beriman dan para penyembah berhala. Ia telah meluncurkan perang yang kejam terhadap mereka. Mereka hanya mempunyai satu pilihan: memeluk Islam atau mati (Sura 9:1-5)! Kemudian, hukuman mati diubah menjadi perbudakan untuk banyak orang animis yang ditangkap dalam peperangan, sehingga mereka tidak hanya akan mati satu kali tapi mengalami siksa neraka perbudakan setiap hari. Banyak orang Kristen di Amerika Utara dan Selatan membeli budak dari para pedagang yang dipekerjakan oleh kerajaan-kerajaan Eropa. Mereka semua mengambil bagian dalam penyiksaan Islam terhadap budakbudak. Dimanakah pertobatan orang-orang Kristen atas bagian mereka dalam perdagangan budak? Siapakah yang sadar bahwa kekayaan negara-negara Barat sebagian berasal dari kerja keras para budak yang dijual oleh para panglima perang Muslim?

Kaum politeis dan para penyembah berhala

Pengakuan iman islami membuat semua orang yang percaya kepada lebih dari satu Tuhan sebagai para penghujat, oleh karena Islam hanya mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan (Sura 6:106). Barangsiapa berbicara mengenai “ibu Tuhan” atau mengatakan bahwa Tuhan adalah Bapa, Kristus adalah Putra-Nya dan kita adalah anak-anak Tuhan, menurut pemahaman islami adalah mengucapkan hujat yang tidak terampuni,. Semua penyembah berhala dan kaum politeis berada di bawah kutuk (Sura 29:25; 48:6, dll)!

Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyirikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Sura 9:5).

Ayat yang disebut sebagai “ayat pedang” ini dan gemanya dalam Sura 2:191-192 membatalkan lebih dari 100 ayat dalam Qur’an yang menghimbau agar ada toleransi, kesetaraan dan kebebasan beragama. Semua ayat yang merekomendasi kerjasama dengan orang-orang non-Muslim hanya berlaku selama orang-orang Muslim adalah kelompok minoritas, seperti dalam kasus Muhammad ketika berada di Mekkah. Namun segera setelah Islam menjadi mayoritas, maka toleransi itu berakhir! Islam harus membangun dan membentuk sebuah negara religius yang tidak bertoleransi. Mengklaim hak-hak azasi manusia adalah upaya sia-sia di negara Muslim karena hukum Islam dipandang sebagai inspirasi langsung dari Tuhan. Tidak seorangpun dapat mengubah hukum-hukum-Nya.

Sura 9:113 menunjukkan betapa dalamnya perbedaan antara kaum politeis dengan orang Muslim.

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam (Sura 9:113).

Para ahli Kitab (orang Yahudi, Kristen dan Sabean)

Pada awal karirnya sebagai seorang pemimpin religius Muhammad mengidolakan orang Yahudi dan orang Kristen dan menyebut mereka sebagai “Para ahli Kitab”. Ia juga ingin memiliki kitab yang diwahyukan seperti kitab yang mereka miliki, dalam bahasa Arab, sebagai dasar dari kebudayaannya. Sekitar 60% dari isi Qur’annya diambilnya dari teks-teks Mishna dan Talmud dan sekitar 8% dari kisah-kisah apokrifa Kristen. Tetapi ketika orang Yahudi dan orang Kristen menolak mengakui Muhammad sebagai nabi, ia mengubah sikapnya terhadap mereka. Ia menyebut orang-orang Yahudi sebagai musuh yang paling berbahaya bagi orang Muslim, sementara untuk sejangka waktu ia tetap ramah terhadap orang-orang Kristen.

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orangorang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) sesungguhnya karena mereka tidak menyombongkan diri (Sura 5:82).

Kebencian Muhammad kepada orang Yahudi semakin meningkat, dan ia mengutuki mereka 10 kali dalam Qur’an (Sura 2:88, 159; 4:46, 47, 52; 5:13, 60, 64, 78; 13:25, dll), dan bahkan mengklaim bahwa Allah telah mengubah beberapa di antara mereka menjadi monyet dan babi sebagai hukuman atas mereka (Sura 2:65-66; 5:60; 7:163-166)!

Orang-orang Yahudi adalah kelompok elit yang intelek, berbudaya dan kaya di Medina. Beberapa di antara mereka menghina Muhammad terang-terangan. Itulah sebabnya mengapa ia mengusir mereka keluar atau membinasakan mereka – atas perintah Jibril – setiap suku mereka, satu demi satu.

Kemudian orang-orang Kristen juga menjadi sasaran kebencian Muhammad, setelah 60 orang delegasi orang-orang terhormat dari Yaman Utara (Wadi Nadjran) mendiskusikan iman mereka dengannya selama 3 hari di mesjid di Medina. Pada waktu itu Muhammad menggambarkan agamanya sebagai agama yang serupa dengan Injil. Uskup Abu Harith b. ‘Alqama menyadari upaya-upaya sinkretis Muhammad dan meninggalkan Medina tanpa memeluk Islam. Muhammad memperingatkannya dan semua orang Kristen bahwa Allah akan benar-benar menjatuhkan tulah atas orang-orang yang tidak beriman.

Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong (Sura 3:56).

Tidak lama setelah itu Muhammad mengutus para pejuangnya ke Yaman Utara dan menaklukkan kerajaan Kristen yang kecil itu. Ia membenarkan serangannya itu dengan wahyu dari Allah: Perangilah (dengan senjata) orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu Putra Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu Putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (Sura 9:29-30).

Dengan kedua ayat ini dari Sura Tobat (Sura At-Tawba), Muhammad terangterangan menolak semua pemimpi di antara orang Yahudi dan orang Kristen yang mengimpikan masa depan yang multi-kultural di jazirah Arab. Ia menuduh mereka percaya kepada Tuhan yang lain, selain dari Tuhan yang dipercayai oleh orang Muslim! orang Yahudi percaya kepada Yahweh, Tuhan mereka yang mengadakan ikatan perjanjian, dan orang Kristen percaya kepada Bapa dari Yesus Kristus. Tetapi Allah sangatlah berbeda! Ia bukanlah Tuhan orang Yahudi dan juga bukanlah Tuhannya orang Kristen. Muhammad menyangkali dan membatalkan pernyataannya yang terdahulu, bahwa Tuhannya dan Tuhan dalam Alkitab adalah sama! Pada akhir hidupnya ia memahami bahwa Islam mempunyai spirit dan Tuhan yang berbeda dengan Tuhan yang disembah orang Yahudi dan orang Kristen.

Firdaus dengan kesenangan duniawi adalah tujuan dari pengharapan Muslim. Mereka tidak mengenal pembaharuan spiritual, juga tidak mengenal pengudusan, tidak mengenal kelahiran kembali, oleh karena tidak ada Roh Kudus dalam Islam. Mereka memandang penciptaan kembali persis seperti dalam penciptaan lama dan potensi seksual yang semakin meningkat bagi kaum pria di firdaus.

Kebudayaan dan etika Yahudi dibangun atas dasar hukum Musa, kebudayaan dan etika Kristen dibangun atas dasar hukum Kristus dan kuasa-Nya, sedangkan budaya Islam berdasarkan hukum Muhammad. Ketiga jenis hukum ini sangatlah berbeda mulai dari akarnya hingga ke puncaknya! Kaum idealis yang naif, yang masih percaya kepada 3 agama monoteistik akhirnya harus bangun dan sadar. Tidak ada denominator umum antara orang Muslim, Yahudi dan Kristen, baik dalam teologi maupun etika. Hanya para pemimpi yang bebal dan hipokrit yang mengklaim bahwa ketiga agama ini percaya pada Tuhan yang sama.

Muhammad menyatakan secara ringkas dan langsung: orang Yahudi dan orang Kristen tidak termasuk ke dalam agama yang benar. Kita terpisah jauh sekali! Itulah sebabnya mengapa Muhammad tidak merekomendasi dilakukannya dialog apapun berdasarkan pengakuan mutual; melainkan ia memerintahkan para pengikutnya untuk menaklukkan orang Yahudi dan orang Kristen dalam peperangan berdarah dengan senjata hingga mereka direndahkan menjadi warga negara kelas dua dalam sebuah negara Islam dan membayar pajak kelompok minoritas (jizya). Pernyataanpernyataan legal lainnya mengenai hubungan antara ketiga agama ini adalah menipu diri sendiri atau merupakan kebohongan (Sura 2:145; 22: 17)!

Muhammad menuduh orang Yahudi menyembah Ezra sebagai Tuhan, dan ini tidak ada buktinya. Ezra mendirikan negara Yahudi 400 tahun sebelum Kristus, dan ini merupakan bendera merah untuk Muhammad!

Orang-orang Kristen dipersalahkan karena percaya bahwa Yesus adalah Putra Tuhan! Mereka sebenarnya berusaha menginjil Muhammad! Pendiri Islam mengutuk mereka dengan kemarahan dan berseru kepada Allah untuk membunuh dan menghancurkan semua orang Kristen yang mengakui bahwa Kristus adalah Putra Tuhan (Sura 19:30)! Doa-doa Muhammad mengutuki orang Kristen adalah sihir/ilmu hitam (Sura 3:61). Dengan itu, roh Muhammad menyatakan dirinya sebagai roh anti Kristen dari bapa segala pendusta, menurut 1 Yohanes 2:22-25; 4:1-5. Ia ingin menghancurkan kerajaan Kristus yang hidup dengan segala cara!

Orang-orang Muslim yang keras kepala dan orang-orang munafik

Bukan hanya para penyerang, orang-orang tidak beriman, Yahudi dan Kristen yang disebut sebagai musuh-musuh Islam, namun juga orang Muslim yang mencelakai kaumnya sendiri. Mereka harus diperangi hingga semua Muslim dipersatukan kembali! Ini hanyalah angan-angan, karena sejarah telah membuktikannya ratusan kali, tetapi perintah ini adalah bagian dari hukum militer Qur’an dan dapat diimplementasikan kapan saja untuk mengesahkan tindakan ofensif dan serangan terhadap pihak luar.

Yang termasuk ke dalam bilangan pihak luar adalah orang-orang munafik yang bersikap seakan-akan mereka adalah orang Muslim, yang berpakaian dan berbicara seperti orang Muslim, tetapi di hatinya berpikir dan meyakini yang lain. Muhammad mengatakan bahwa mereka tidak berakal dan mengutuki mereka dengan kutukan yang sama yang ia berikan kepada orang Kristen. “Allah akan membunuh mereka!” (Sura 2:159; 9:30, 69; 33:61; 48:6; 63:4). Muhammad membenci mereka karena mereka tidak menyumbangkan uang untuk perang-perangnya dan berusaha melarang orang Muslim untuk berperang (Sura 4:91; 9:73, 120-121; 63:1-8; 66:9, dll).

Semua pengecut (Sura 48:16-17) dan pengkhianat (Sura 8:71) sama dengan musuh-musuh Islam. Mereka harus membuktikan bahwa mereka adalah orangorang Muslim yang baik dengan mengambil bagian dalam peperangan yang berbahaya dimana mereka dapat kehilangan nyawa mereka. Kontrak dengan mereka tidak mengikat (Sura 8:58).

Islam terancam terutama oleh para pakar hukum yang terlalu sensitif yang seringkali tidak bersepakat mengenai detil-detil Syariah dan membahayakan kesatuan pasukan. Orang Muslim harus memerangi mereka, jika mereka terus bertengkar setelah dilakukan upaya-upaya untuk bernegosiasi dengan mereka (Sura 2:161, 217; 4:137; 9:66; 16:106; 18:105; 39:65). Para pembuat masalah ini merupakan problem yang nyata bagi kesatuan umat Muslim, seperti yang kita baca mengenai bapa bangsa Arab, yaitu Ismail dan keturunannya (Kejadian 16). Salah satu kelemahan orang Muslim yang terpecah-belah adalah setiap kelompok merasa benar sendiri.

Muhammad sangat marah terhadap orang Muslim yang berpaling dari Islam dan memeluk agama lain. Mereka dikutuki tiga kali: oleh Allah, malaikat-malaikat-Nya dan umat-Nya (Sura 2:161; 3:86-87). Semua amal baik mereka akan diabaikan (Sura 2:217; 18:105; 39:65). Mereka harus dipandang sebagai penjahat (Sura 9:66).

Murka Allah ada atas semua Muslim yang sesat. Kenyataan bahwa ia telah jauh berpaling selamanya tidak terampuni (Sura 16:106). Qur’an tidak menyatakan bahwa orang-orang yang berpaling harus dibunuh, tetapi Syariah mengeluarkan hukum untuk membasmi mereka atas dasar sebuah tradisi Muhammad yang masih dipertanyakan (keabsahannya).

Apakah para misionaris musuh Allah?

Muhammad beberapa kali menyatakan bahwa menggoda orang untuk meninggalkan Islam adalah perbuatan yang lebih jahat daripada pembunuhan (Sura 2:191, 217, dll)! Orang-orang non-Muslim akan berusaha melakukan segala cara untuk mengubah iman dan budaya orang Muslim. Itulah sebabnya mengapa orang Muslim dilarang bersahabat dengan orang non-Muslim (Sura 4:89 dsb)! Muhammad memerintahkan semua Muslim untuk mengangkat senjata melawan semua misionaris yang melayani di seluruh dunia.

Dan perangilah mereka (dengan senjata), supaya jangan ada fitnah (pencobaan untuk berpaling dari Islam) dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah (Sura 2:193; 8:39).

Godaan-godaan ini meliputi program-program televisi dan penjajahan ekonomi oleh Barat, demikian pula propaganda dari negara-negara komunis. Tetapi peringatan dan ancaman ini terutama ditujukan kepada para misionaris Kristen, oleh karena kegiatan misi apapun dilarang di banyak negara Islam. Islam tidak hanya melihat dirinya sebagai sebuah agama, namun sebuah negara religius. Oleh karena itu, penginjilan di antara orang Muslim dipandang sebagai serangan terhadap dasardasar negara dan sebagai usaha untuk melenyapkan eksistensinya. Maka Islam secara radikal bertentangan dengan hak azasi manusia untuk bebas memilih agamanya sendiri.

Musuh menjadi saudara

Segera setelah musuh Islam berpaling dan menerima Islam dengan ke-6 artikel iman Islam, maka ia diterima sebagai saudara oleh orang Muslim (Sura 9:5, 11, dll). Ia harus menyangkali imannya kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus; meninggalkan komunitas pandangan dunianya yang terdahulu; masuk ke dalam Rumah Islam; menunaikan kewajiban bersembahyang secara teratur dan membayar pajak religius (zakat) sebagai bukti imannya. Tindakannya memeluk Islam tidak mengharuskannya untuk juga melakukan perubahan karakter ataupun kelahiran kembali, tapi hanya sebuah penundukkan diri kepada hukum religius Islam.

4.05 -- Persiapan-persiapan untuk berperang

Muhammad sangat mahir dalam mempersiapkan serangan-serangannya, demikian pula dalam motivasi para pengikutnya untuk ikut dalam Perang Suci. Allah mengatakan padanya untuk mendorong semua orang Muslim untuk berperang (Sura 4:84; 8:65, dll).

Pertama-tama ia mencoba membentuk suku-suku yang kejam menjadi sebuah kesatuan (Sura 8:72), melarang perang antar saudara dan mewajibkan pihak-pihak yang bertikai untuk berhenti (Sura 3:200; 4:59; 8:1, 46). Ia menuntut agar delegasi orang-orang yang bijak dapat menginformasikan dan menginstruksikan mereka mengenai detil-detil perencanaan perang berikutnya (Sura 9:122).

Muhammad membiarkan Allah memberinya inspirasi untuk mencari sekutu dari sukunya sendiri dari kalangan saudara sedarah dan juga dari kalangan rekan bisnis yang netral (Sura 8:75). Pada saat yang sama ia memulai sebuah program persenjataan yang masif, terutama untuk mengumpulkan pasukan kavaleri (Sura 8:60).

Ia menekankan pengumpulan sumbangan untuk tujuan perang (Sura 2:195, 261, 173; 9:20; 47:38; 57:10) dan menantang orang Muslim untuk memberi komitmen uang dan hidup mereka secara total (Sura 4:95; 8:72; 9:41; 49:15; 61:10-11). Ia melarang penggunaan uang dengan tidak bijak (Sura 2:195) dan memerintahkan orang agar tidak mengucapkan sumpah dengan emosi dan berkata: “Aku tidak akan lagi memberi apa-apa kepada Allah” (Sura 2:224-225)! Tambahan lagi, ia meyakinkan mereka: Allah mengasihi orang yang memberi untuk upaya-upaya Islam (jihad) (Sura 2:195; 29:69, dll).

Muhammad mengharapkan iman dan ketaatan kepada Allah dari orang Muslim, dan kepada dirinya (Sura 8:1, 46; 48:17, dll). Ia juga menyarankan agar mereka memisahkan diri dari orang-tua mereka, anak-anak laki-laki, istri, budak, rumah dan tanah mereka jika hal ini menghalangi mereka untuk berperang bagi Allah. Partai Allah (Hisbollah) ditandai dengan kenyataan bahwa para anggotanya bersedia memisahkan diri dari keluarga mereka dan memerangi mereka jika perlu, jika mereka tetap menjadi orang-orang yang tidak beriman (Sura 9:24; 48:25; 58:22, dll).

Islam tidak mengenal kasih terhadap musuh atau menunjukkan simpati pada mereka, karena musuh-musuh ini tidak percaya pada hukum yang diwahyukan dalam Qur’an. Orang yang bekerjasama dengan mereka menimbulkan keresahan, kesalahpahaman dan menodai Islam (Sura 3:28; 4:89; 8:72-73; 60:1, dll).

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka (mengusir) Rasul dan mengusir kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. ..Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang...dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus (Sura 60:1).

Muhammad memisahkan dirinya dari para musuhnya dan mengutuki mereka, dengan demikian mengesahkan penghapusan mereka. Murka Allah ada atas orang itu. Allah sendiri dan para malaikat-Nya diyakini berperang bersama orang Muslim melawan orang-orang itu. Muhammad bahkan menggunakan ilmu hitam dalam perangnya yang tidak suci itu (Sura 2:159, 161; 3:61, 86, 87; 33:61, 64, 68; 48:6 dll).

Allah sendiri yang akan menguatkan dan menyucikan para pejuangnya untuk berperang (Sura 8:11-12). Ia meyakinkan mereka bahwa mereka telah dipilih, sehingga mereka harus sembahyang, menyumbang dan berperang (Sura 22:77-78). Konflik dengan menggunakan senjata dipandang sebagai ujian bagi orang-orang yang tidak beriman (Sura 47:4). Orang yang tidak berperang dengan gagah berani di medan pertempuran akan mendapat tulah yang sangat mengerikan dari Allah (Sura 8:16; 9:38; 48:16)!

Allah telah membatalkan dan mengganti apa yang disebut sebagai “Ayat-ayat Setan” dalam Qur’an (Sura 53:19-22), yang diinspirasikan Setan kepada Muhammad, dengan ayat-ayat yang lebih baik, sehingga iman yang lemah tidak akan menghalangi seseorang dari berperang untuk tujuan Allah (Sura17:64-65).

Muhammad menegur orang-orang beriman dengan cara orang Baduy: Hai orangorang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? (Sura 9:38).

Allah telah menyatakan: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman (Sura 8:12)! Bersabarlah (Sura 3:200; 8:46)! Diwajibkan atas kamu berperang (Sura 2:216).

Hasan al-Banna, pendiri Persaudaraan Muslim di Mesir diyakini pernah mengatakan: “Seorang Muslim yang baik bukanlah orang yang bersembahyang, berpuasa dan membayar pajak religiusnya, tetapi hanyalah orang yang mengalahkan kekurangankekurangannya dan siap untuk membunuh musuh-musuh Allah – itulah seorang Muslim yang sejati”.

Muhammad menyemangati para pengikutnya dengan cara yang sama dan berkata: “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah (dengan senjata)” (Sura 4:76).

Doa-doa kaum minoritas Muslim di negara-negara non-Islam atau Islam liberal harus membakar para orang beriman untuk membebaskan mereka atau menolong mereka untuk mendirikan sebuah negara Islam (Sura 4:75). Kerusuhan berdarah di Algeria, Kosovo, Chechnya, Kashmir, Mindanao dan Timor Timur (sekarang Timor Leste) berhubungan dengan ayat ini. Para relawan pejuang dari berbagai negara Islam menolong orang-orang yang tertindas untuk dibebaskan dari kuk orang-orang yang tidak beriman.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung (Sura 8:45).

Janganlah kamu membelakangi mereka (mundur),...maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah (Sura 8:15-16).

Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu (Sura 47:7).

Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar (Sura 4:74).

Muhammad sendiri yang menempatkan para pejuangnya pada posisi-posisi yang strategis, dimana mereka dapat membuktikan keberanian mereka dalam medan perang (Sura 3:121).

Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan (Nya) (Sura 4:84).

Mudah-mudahan Ia akan memberikan kemenangan kepada semua orang Muslim (Sura 8:45; 3:200).

4.06 -- Pertempuran yang sesungguhnya

Orang-orang Muslim adalah manusia yang sama dengan kita. Kebanyakan dari mereka takut pada perang, kematian dan pembunuhan. Mereka tidak suka terlibat dalam perang atau penyerangan yang berbahaya. Banyak di antara mereka adalah orang-orang yang cinta damai dan lebih memilih kesejahteraan dan menjadi warga negara yang baik.

Muhammad mengetahui bahwa para pengikutnya merasa takut. Ia menantang mereka untuk berkonsentrasi pada Allah saja! Selain dari-Nya maka tidak ada penolong (Sura 72:20). Ia memerintahkan mereka:

Sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya” (Sura 8:45).

Bertawakallah kepada Allah” (Sura 8:61).

Bertakwalah (takutlah) kepada Allah!” (hanya Dia-lah yang harus mereka takuti) (Sura 2:194; 3:123-129 dan 200; 5:7; 8:1; 9:118-119, dll).

Muhammad tidak mengatakan: Kasihilah Allah, melainkan takutlah akan Dia! Takut kepada Allah adalah beban yang sangat menekan yang diberikan oleh Islam.

Dalam peperangan, liturgi sembahyang dapat dipersingkat. Sementara satu kelompok bersembahyang, kelompok lainnya harus berjaga-jaga dan dalam keadaan siap perang. Kemudian kelompok yang telah selesai bersembahyang harus mundur dan berjaga-jaga sementara kelompok yang tadinya berjaga kini sembahyang (Sura 4:101-102). Mereka berniat untuk berperang “di dalam” Allah atau bersama Allah!

Muhammad mewajibkan para pengikutnya untuk berkonsentrasi pada Allah dengan seluruh keberadaan mereka agar dapat mengatasi rasa takut mereka. Kemenangan dan perlindungan datangnya hanya dari Yang Maha Kuasa. Disini timbullah pertanyaan: Siapakah Allah dalam Islam? Berdasarkan Alkitab kita harus berkata: Allah dalam Islam bukanlah Bapa, bukan Putra dan juga bukan Roh Kudus. Qur’an mengkonfirmasi hal ini dalam banyak ayat (Sura 112:1-4, dll). Allah bukanlah Tuhan yang sejati, melainkan roh yang suka membunuh yang menggunakan nama “Allah” walaupun Ia bukan Tuhan.

Dalam agama-agama lain, orang berusaha untuk mendapatkan kekuatan spiritual melalui pelatihan spiritual. Muhammad membayangkan bahwa ia sedang melayani Tuhan yang sejati dengan cara menumpahkan darah, tetapi ia tidak benar-benar mengenal Tuhan dan menjadi korban dari suatu roh yang demonis (Yohanes 1:18; 16:1-3).

Muhammad memerintahkan para pejuangnya untuk beribadah kepada Allah secara intensif, hingga pada tingkat dimana mereka mempunyai tanda di dahi mereka karena bersujud 34 kali sehari dalam sembahyang 5 waktu, sebagai bukti dan tanda takut dan penyembahan mereka kepada Allah (Sura 48:29). Ia berjanji kepada para pejuang Islam bahwa pasukan yang tidak kelihatan (para malaikat atau roh-roh) akan berperang bersama-sama orang-orang yang takut pada Tuhan (Sura 3:123-129; 9:40).

Para pemimpin Muslim di Indonesia mengundang jin-jin mereka ke pertemuanpertemuan penting dan aksi-aksi mereka, untuk memberikan hikmat dan kekuatan kepada mereka. Yang termasuk ke dalam bilangan kaum Muslimin bukan hanya manusia biasa namun juga roh-roh (jahat) yang bekerjasama dengan orang-orang beriman dalam peperangan. Kaum Muslimin harus berperang dalam perang “Allah”, dilindungi dan dikuatkan “di dalam Dia”. Pembunuhan yang mereka lakukan adalah tindakan penyembahan/ibadah kepada Allah, di dalamnya Allah memperoleh kemenangan melalui mereka (Sura 22:78; 29:69). Orang yang memahami bahwa Allah dalam Islam bukanlah Tuhan melainkan suatu roh yang najis, dapat mengerti makna spesifik dari ayat-ayat ini!

Namun jika keadaan memaksa orang Muslim untuk menyembunyikan iman mereka atau menyangkalinya, ini tidak dianggap sebagai dosa selama mereka tetap Muslim sejati dalam hati mereka (Sura 16:106). Perang Suci dalam Islam selalu mencakup penipuan dan pengkhianatan.

Bagi Muhammad, perang dimulai dengan sikap waspada para pejuang Muslimnya yang siap tempur (Sura 4:71, 102). Ia memerintahkan mereka untuk bergerak maju sebagai pasukan dan tidak begitu saja menceburkan diri ke medan perang (Sura 4:71; 61:4). Ia berusaha menciptakan rasa memiliki dan kebersamaan sebagai sesama Muslim sehingga mereka dapat saling mengandalkan satu sama lain.

Perintah khususnya adalah untuk menggoda musuh agar masuk dalam jebakan: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyirikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian (Sura 9:5).

Kita dapat membaca perintah definitif Allah untuk membunuh orang-orang yang tidak beriman dan kaum politeis 5 kali dalam Qur’an (Sura 2:191 [dua kali]; 4:89 dan 91; 9:5)!

Apakah dosa terbesar musuh-musuh Muhammad sehingga mereka harus mati? Mereka tidak percaya pada kenabian Muhammad dan tidak percaya pada apa yang dinyatakannya mengenai Tuhan dan manusia, kitab-kitab-Nya dan utusan-Nya, predestinasi-Nya dan kebangkitan orang mati. Mereka tidak dapat menerima Muhammad sebagai seorang nabi karena ia menerima informasinya terutama dari orang Yahudi dan orang Kristen dan menyampaikannya sebagai wahyu dari Allah.

Di satu sisi, Kristus meringkaskan kesalahan manusia dengan mengatakan bahwa Sang Penghibur akan menginsyafkan dunia akan dosa, karena mereka tidak percaya kepada-Nya (Yohanes 16:7-9). Tetapi Yesus tidak memerintahkan para pengikut-Nya untuk membunuh orang-orang yang tidak percaya atau kaum legalis yang fanatik, namun Ia rela mati menggantikan mereka, sehingga dosa mereka dapat ditebus. Yesus tidak menjatuhkan keputusan keadilan Tuhan pada para pemberontak namun pada diri-Nya sendiri dan merekonsiliasi semua orang yang berdosa dengan Tuhan yang Kudus. Barangsiapa yang tidak percaya kepada-Nya setelah Ia melaksanakan karya penebusan, maka orang itu sendiri akan dihakimi.

Muhammad membalas dendam karena ia ditolak dan memerangi kaum pagan, orang Yahudi dan Kristen. Ia sendiri menjatuhkan penghukuman Allah terhadap mereka. Allah bukanlah Tuhan yang mengasihi dan mendamaikan, tetapi mengharapkan umat Muslim-Nya untuk menggenapi hukum-Nya melalui kekerasan. Tidak ada Roh Kudus dan tidak ada Tuhan yang penuh kasih dalam Islam, melainkan hanya hukum, tunduk dan penghakiman! Perintah untuk membunuh yang ditemukan 5 kali dalam Qur’an seharusnya membuka mata semua kaum idealis, humanis dan sinkretis di negeri Barat sehingga mereka memahami siapa Muhammad dan apa sebenarnya Islam yang diajarkannya itu.

Muhammad memerintahkan para pejuangnya untuk menebas leher musuh-musuh mereka (Sura 8:12; 47:4). Itulah cara orang Arab untuk mengatakan: Penggallah kepala mereka! Memerintahkan orang untuk memotong kuku jari musuh berarti memotong tangan mereka atau membatasi aktifitas mereka (Sura 8:12). Perintah: “Bersikap keraslah terhadap mereka!” diulangi beberapa kali dalam Qur’an (Sura 9:73, 123; 48:29; 66:9, dll). Barangsiapa membaca biografi Muhammad karangan Hisham, volume II, akan membaca beberapa kali ekspresi yang mengatakan bahwa pedang orang Muslim “terayun” atas para musuh mereka seperti arit untuk menuai hasil panen.

Muhammad tidak mengijinkan para pejuangnya untuk mengambil tawanan untuk dijadikan budak, selama perang itu masih berkobar. Kebiasaan buruk beberapa Muslim ini kadangkala memberi kesempatan kepada musuh untuk balik menyerang ketika mereka melihat bahwa orang-orang Muslim sedang sibuk mengumpulkan rampasan perang. Itulah sebabnya mengapa pasukan musuh harus segera dibunuh dalam pertempuran dan tidak diambil sebagai tawanan (Sura 8:67).

Banyak orang Muslim jijik terhadap penumpahan darah ini dan juga pembunuhan orang-orang yang dekat dengan mereka. Tindakan ini dipaksakan kepada mereka. Beberapa di antara mereka meratapi kematian kerabat mereka. Muhammad meyakinkan mereka: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar (Sura 8:17).

Membunuh musuh muncul dalam ayat ini sebagai pelayanan kepada Allah dan penyembahan kepada-Nya. Sura ini mengobarkan semangat semua pejuang dalam berjihad, dan membuka lebar pintu bagi semua jenis terorisme dalam Islam.

Muhammad memerintahkan mereka untuk terus beperang hingga musuh ditaklukkan sepenuhnya (Sura 47:4). Mengumpulkan rampasan perang dan mengambil kaum wanita dan anak-anak sebagai budak diijinkan setelah perang usai (Sura 47:4). Tapi jika tawanan perang itu menerima Islam, maka ia harus segera dibebaskan (Sura 8:70).

Satu prinsip dasar perang Muhammad muncul berulangkali dalam Qur’an: Lakukanlah pembalasan terhadap mereka sebagaimana mereka telah menyakiti kamu. Usirlah mereka dari tempat-tempat dimana mereka mengusir kamu! Bunuhlah mereka sebagaimana mereka telah membunuh orang-orang Muslim lainnya (Sura 2:190-191; 16:126, dll).

Ayatollah Khomeini mengatakan: “Lebih baik melakukan ketidakadilan daripada menderita ketidakadilan!” Tetapi hukum Kristus mengajarkan pada kita: “Lebih baik menderita ketidakadilan daripada berkeras meminta keadilan!”

Tujuan akhir perang islami bukanlah untuk membalas dendam karena telah menderita ketidakadilan, melainkan agar Islam memerintah dunia. Amanat agung Qur’an mencakup semua instruksi mengenai perang islami:

Dan perangilah mereka (dengan senjata), supaya jangan ada fitnah (pencobaan untuk berpaling dari Islam) dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah (Sura 2:193; 8:39).

Untuk mencapai tujuan ini Muhammad meyakinkan para pejuangnya: Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci (Sura 48:28; 61:9).

Setelah perang Allah akan memberikan kedaulatan yang besar, hikmat dan segala sesuatu yang mereka perlukan (Sura 2:251)!

Perintah-perintah Muhammad untuk menumpahkan darah telah mengakibatkan kematian jutaan orang penganut animisme, orang Yahudi dan Kristen. Setelah beberapa perintah ini diganti dengan perbudakan atas orang-orang tidak beriman, jutaan orang yang terikat dan dirantai dibawa masuk ke dalam perbudakan yang mengerikan seperti neraka. Dewasa ini di Sudan saja ada ratusan ribu orang animis dan Kristen yang diperbudak, yang menderita di bawah majikan-majikan Muslim mereka.

Sayangnya, Musa, Daud dan Salomo juga mengobarkan perang berdarah dalam nama Tuhan. Tetapi Yesus telah membalikkan halaman ini dan memberikan lembaran yng bersih. Ia mengajarkan: “Kamu telah mendengar yang dikatakan: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi (Keluaran 21:24), namun aku berkata kepadamu: Janganlah melawan yang jahat, melainkan siapa yang menampar engkau pada pipi yang kanan, sodorkanlah kepadanya pipi yang lain juga...” (Matius 5:38-42). Yesus berkata kepada Petrus: “Kembalikanlah pedangmu ke sarungnya! Sebab semua orang yang menggunakan pedang, mereka akan binasa oleh pedang” (Matius 26:52).

Yesus adalah Raja Damai, dan Ia senantiasa tetap menjadi Raja Damai (Yesaya 9:6-7)! Kerajaan-Nya bukanlah dari dunia ini (Yohanes 18:36). Ia tidak melatih para Rasul-Nya untuk bertarung satu lawan satu, Ia juga tidak mempersenjatai mereka dengan senjata-senjata pembunuh (Matius 10:8-10). Perang religius apapun yang dikobarkan atau dipimpin oleh para pemimpin gereja adalah perbuatan dosa. Yesus lebih memilih untuk mati di salib bagi para lawan-Nya daripada membunuh mereka. Para pengikut-Nya dicambuk dan dilempari dengan batu tanpa perlawanan. Tetapi mereka memberkati para musuh mereka! Tuhan mereka telah memerintahkan mereka untuk bersikap demikian.

Yesus mengatakan: “Berbahagialah orang yang lembut hatinya, karena mereka akan mewarisi bumi” (Matius 5:5). Ia memerintahkan para pengikut-Nya: “Kasihilah mush-musuhmu, berkatilah mereka yang mengutuk kamu, perlakukanlah dengan baik mereka yang membenci kamu dan berdoalah bagi mereka yang melecehkan kamu dan menganiaya kamu, supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga” (Matius 5:44-45). Perkataan-Nya menganulir perintah Muhammad untuk membenci!

Dalam Islam sikap yang ditunjukkan berlawanan dengan Alkitab: Barangsiapa membunuh musuh-musuh Allah dalam perang bagi-Nya akan diberi pahala! Orang yang masuk ke dalam perang najis yang dilakukan orang Muslim berharap untuk dapat masuk ke firdaus.

Berbeda dengan Kristus: orang yang membunuh dalam nama-Nya akan dihukum dan akan masuk neraka.

Motivasi Yesus adalah kasih dalam kebenaran dan kemurahan dengan keadilan! Agama yang dibawa Kristus berasal dari “atas”! Agama Muhammad berasal dari bawah. Jika Muhammad hidup sebelum Kristus, sebahagian tingkah-lakunya mungkin dapat dimengerti. Tetapi ia hidup 600 tahun setelah Kristus dan mengambil langkah mundur untuk mengembangkan roh anti Kristen dengan menolak jalan anti kekerasan yang diajarkan Kristus dan dengan mengancam kerajaan spiritual Kristus. Kerajaan Kristus dan kerajaan Muhammad sangat bertolak-belakang.

4.07 -- Pahala bagi para pejuang dalam jihad

Salah-satu kekuatan pendorong serangan-serangan perang Muslim adalah nafsu untuk mendapatkan rampasan perang! Muhammad harus menyediakan pemasukan bagi para pengikutnya dan para pengungsi dari Mekkah, sehingga ia mendorong mereka untuk menyerang karavan-karavan para lawan mereka. Hasil rampasan dari penyerangan-penyerangan ini mendanai konsolidasi Islam di Medina dan memecahkan krisis keuangan yang genting. Kemudian para penguasa Muslim dan para Khalif hidup dari emas dan kerja keras puluhan ribu budak yang dikumpulkan dari penaklukkan-penaklukkan di seluruh dunia. Orang-orang Baduy dan orang Muslim tidak suka bekerja keras atau mengotori tangan mereka dengan tanah. Untuk itu mereka mempekerjakan pelayan dan “para spesialis yang dibayar”. Orang Muslim percaya bahwa mereka dilahirkan untuk memerintah!

Para ahli hukum Islam telah memilih 9 ayat dari Qur’an untuk mengembangkan hukum berkenaan dengan mengambil barang rampasan. Sebagai tambahan, kitab suci orang Muslim memuat 30 ayat lainnya yang terutama berbicara mengenai perlakuan terhadap para budak perempuan. Ini menunjukkan bahwa dalam Qur’an ada lebih banyak ayat yang berbicara mengenai menjaga dan memperlakukan budak-budak daripada mengenai rampasan perang. Para budak yang ditangkap ini adalah inti dari hukum mengenai rampasan perang.

Poin penting dalam mengambil rampasan perang adalah bagaimana pendistribusiannya! Muhammad berulangkali memerintahkan orang Muslim agar tidak bertengkar saat membagi-bagikan barang rampasan. Ia sendiri yang memegang peran sebagai penengah. Semua keputusannya tidak dapat diganggu gugat dan tidak bisa salah (sura 8:10, 41; 9:60; 49:9; 59:6-7; 60:11, dll).

“Allah dan Muhammad” menerima seperlima dari rampasan perang yang dikumpulkan setelah kemenangan para pejuang Muslim (Sura 8:1, 41). Tetapi jika sebuah benteng atau oasis menyerah tanpa melakukan perlawanan atau berperang, maka Muhammad atau jendral yang memimpin pasukan penyerang akan menerima semuanya! Semua saudara sedarah, yatim piatu akibat perang, fakir miskin, veteran cacat dan pengembara akan menerima sebagian dari rampasan itu (Sura 8:41; 59:7). Pembagian rampasan perang adalah titik puncak dari perang-perang Muhammad. Ketamakan akan benda-benda sitaan kadangkala menyebabkan ketegangan besar di kalangan orang Muslim, karena beberapa orang merasa bahwa mereka mendapat lebih sedikit dari yang lain, dan Muhammad harus berulangkali memerintahkan mereka untuk taat kepadanya, takut kepada Allah dan berhenti bertengkar (Sura 8:1, 69, dll).

Qur’an menjelaskan bahwa rampasan perang terbaik dikumpulkan dari kota-kota dan desa-desa yang berhasil ditaklukkan (Sura 59:7). Sumber pemasukan potensial lainnya adalah penjualan para tahanan dan tawanan perang dengan harga uang tebusan yang sangat tinggi (Sura 2:85; 47:4). Dalam Islam Allah mengijinkan dan memerintahkan untuk mengambil tawanan (!) dan mendorong adanya tuntuntan uang tebusan untuk pembebasan mereka (!). pertukaran tahanan adalah salah satu cara untuk membebaskan mereka.

Muhammad mengatakan: Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan) mu (agar kamu mensyukurinya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus. Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukannya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Sura 48:20-21).

Setelah kematiannya, pengajaran Muhammad mengenai rampasan perang yang berdasarkan agama menggerakkan orang-orang Muslim untuk meluncurkan gelombang penaklukkan yang pertama (632-732 M), yang dengan segera mencapai pintu-pintu gerbang Paris dan Jenewa di Barat dan Samarkand dan Sungai Indus di Timur. Mereka membiarkan orang-orang taklukkan mereka bekerja untuk mereka dan merampasi panen orang-orang itu dan juga pendapatan-pendapatan lain. Ini dianggap sebagai hadiah bagi orang-orang Muslim yang berhasil menguasai negerinegeri itu. Praktek mengambil anak-anak laki-laki dari keluarga-keluarga Kristen di Balkan untuk menjadi anggota pasukan Janissari adalah bentuk perbudakan yang dilegalkan oleh para sultan Turki, yang setiap tahunnya mengambil 30.000 anak laki-laki Kristen, membuat mereka memeluk Islam dan melatih mereka untuk menjadi penjaga istana dan menjadi polisi untuk Kekaisaran Ottoman.

Pahala bagi para pejuang dalam kekekalan

Para pejuang dan penyumbang Muhammad berharap untuk menerima tidak hanya berkat dari Allah dalam dunia ini, namun juga sebuah pembayaran konkret di firdaus seperti dana pensiun atas usaha-usaha dan pengorbanan mereka dalam Jihad. Islam adalah agama yang mengusahakan kebenaran melalui perbuatan dan bukan agama anugerah. Orang Muslim mengharapkan jumlah amal baik mereka di akun surgawi akan menentukan kualitas hidup mereka di masa depan/di akhirat!

Para pejuang Muslim berharap untuk dapat langsung masuk ke taman-taman firdaus yang penuh kesenangan-kesenangan duniawi. Taman-taman ini disebutkan 124 kali dalam Qur’an, terutama sehubungan dengan tentara-tentara Allah dalam upaya-upaya militer-Nya (Sura 9:20-21 dan 88-89 dan 111; 47:4-6; 48:17; 61:9-12, dll). Banyak orang Muslim yang berharap dapat mewarisi sejumlah Houris (para perawan surgawi) sesuai dengan jumlah musuh-musuh Allah yang telah mereka bunuh dalam serangan-serangan dan perang-perang mereka.

Perang-perang Muhammad, dengan kekalahan, kelaparan, luka-luka dan korbankorban mereka, juga dipandang sebagai sumber perbuatan baik bagi orang Muslim.

Setiap pengikut Muhammad yang terbunuh dalam Perang Suci tidak dianggap mati, tetapi hidup dengan Allah (Sura 2:154; 3:169; 4:74; 47:4; 48:25, dll)! Ia telah lolos dari api kekal oleh karena kematiannya yang heroik (Sura 61:10). Oleh karena itu, “para penjahat yang telah dijatuhi hukuman mati” ditantang pada waktu perang untuk berpartisipasi dalam misi bunuh diri, dan dengan itu mereka akan menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka, pembenaran dan masuk firdaus dengan semua kesenangannya oleh karena “kesyahidan” mereka.

Pengharapan yang palsu ini, yang mengatakan bahwa mengambil bagian dalam perang bagi Allah atau mati dalam medan perang dalam sebuah serangan bunuh diri akan mendatangkan pengampunan bahkan untuk dosa-dosa mereka yang besar, ditekankan beberapa kali dalam Qur’an (Sura 3:157-158 dan 169-171 dan 193-195; 4:100; 61:9-12, dll). Oleh karena pandangan ini orang Muslim berpikir bahwa mereka tidak memerlukan seorang juruselamat atau penebus, karena melalui komitmen total mereka (Jihad), “dengan uang atau nyawa”, mereka berharap mendapatkan kemurahan dan pembenaran. Mereka beranggapan bahwa mereka tidak memerlukan Yesus karena mereka berpikir bahwa mereka dapat menebus diri mereka sendiri.

Muhammad beberapa kali menekankan bahwa upaya perang untuk Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang-orang Muslim (Sura 4:74 dan 95-96; 48:29, dll). Propagandanya terutama dimaksudkan untuk mengumpulkan dukungan finansial dan sumbangan-sumbangan untuk Perang Suci. Muhammad menjamin bahwa Allah akan membayar kembali dengan sepenuhnya segala sesuatu yang telah Ia pinjam untuk perang-perang-Nya (Sura 8:60; 34:39). Investasi-investasi yang diterima oleh Yang Maha Kuasa melalui Muhammad akan menjadi berlipat ganda di bank surgawi (Sura 2:245 dan 261-262 dan 265 dan 274 dan 277; 9:120; 57:7, dll). Semua Muslim akan menerima yang terbaik pada hari penghakiman, tetapi para pejuang akan menerima lebih banyak lagi (Sura 4:95-96)! Donasi-donasi sebelum kemenangan akan memberikan posisi yang lebih tinggi di firdaus daripada donasi-donasi yang diberikan setelah kemenangan (Sura 57:10). Allah ingin membuat semua orang menjadi kaya raya. Ini dapat dicapai melalui investasi sukarela untuk tujuan-tujuan militer Allah. Ia akan memberikan kemenangan dan keberhasilan besar kepada semua orang yang telah mengorbankan uangnya dan nyawanya (Sura 9:72, 89, 111; 61:12). Filosofi religius ini dapat dianalisa dalam Sura 9 sebagai berikut:

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan (bagi) Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar (Sura 9:111).

Muhammad telah mendengar dari orang-orang Kristen bahwa Tuhan menebus orang-orang berdosa dari pasar perbudakan dosa (1 Korintus 6:20; 1 Petrus 1:18-20, dll). Tetapi ia menjungkirbalikkan makna dari kata-kata yang penuh kemuliaan spiritual ini! Ia berkeras bahwa orang-orang Muslim harus membayar harga dan harus membeli firdaus dengan darah mereka sendiri atau dengan darah para musuh mereka. Tetapi Injil menyatakan bahwa hanya Tuhan yang sanggup membayar harga penebusan “melalui darah Kristus yang tidak ternilai harganya, Anak Domba Tuhan yang tidak bersalah dan tidak bercacat cela”. Dengan demikian Muhammad menggantikan kematian Kristus bagi penebusan dengan penumpahan darah yang dilakukan orang Muslim dalam perang mereka yang tidak suci! Barangsiapa yang memahami kedalaman penghujatan ini akan sangat tersentuh dan terdiam di hadapan kesalahan dan hujatan islami ini.

4.08 -- Hukum-hukum spesial untuk perang dan damai

Semua orang yang menentang Muhammad atau menghalangi orang Muslim dari berpartisipasi dalam perang bagi Allah dipandang menderita penghukuman-penghukumanberikut ini:

Siksaan yang menghinakan: (Sura 2:90; 4:14, 37, 102, 151; 22:57; 31:6; 33:57; 58:16, dll).

Sikaan yang sangat menyakitkan: (Sura 9:3, 34, 39, 79, 90; 22:25; 48:16-17 dan 25; 61:10, dll).

Siksaan yang berat (“shadeed”): (Sura 2:165; 3:4; 6:124; 10:70; 14:2, 7: 22:2; 34:46; 35:7, 10, dll).

Siksaan yang besar: (Sura 2:7; 3:105; 5:33, 41; 8:68; 9:101; 16:106, dll).

Siksaan yang paling besar: (Sura 32:20-21; 39:26; 68:33; 88:24).

Kata Arab untuk siksaan atau tulah adalah “adhab” (Indonesia: azab) yang berarti penderitaan yang intens. Kata ini muncul lebih dari 320 kali dalam Qur’an (!); sebagai sarana untuk menakut-nakuti, yang merupakan elemen dasar dalam agama yang diajarkan Muhammad. Adalah mustahil untuk membayangkan penghinaan dan penghukuman-penghukuman yang menyakitkan yang telah ada dan sampai sekarang masih diberikan kepada orang-orang yang pasif, orang-orang yang meninggalkan Islam, orang-orang yang diduga sebagai mata-mata, para tawanan atau kaum wanita dalam perang-perang Allah. Ayat-ayat yang disebutkan di atas cukup untuk menjelaskan kepada orang yang waras roh apa yang berdiam di dalam Muhammad dan Allahnya! Kita juga dapat mendengar mengenai tulah yang mengerikan dalam agama-agama lain. Tapi perbedaannya adalah bahwa Allah sendiri yang telah memerintahkannya di dalam Qur’an, dan telah mengintroduksikannya menjadi penghukuman-penghukuman yang dapat dijatuhkan secara legal sebagai bagian dari hukum Islam.

Alkitab juga menyebutkan penderitaan kekal yang dialami orang-orang yang memisahkan diri dari keselamatan Kristus. Tetapi Yesus melarang para pengikut-Nya untuk menunjukkan kebencian dalam bentuk apapun, dendam dan penghinaan terhadap para lawan mereka, sebagaimana juga para Rasul-Nya memerintahkan kita untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (Roma 12:17-21).

Inkuisisi Gereja Roma Katolik tidak muncul dari perintah dan hukum-hukum Kristus dan Yesus tidak dapat disalahkan oleh karena hal itu. Tetapi Muhammad mengesahkan, membenarkan dan ia sendiri melakukan penyiksaan, kekerasan dan pembunuhan-pembunuhan dalam nama Allah. Dendamnya bertentangan dengan spirit Kristus.

Muhammad menyatakan: Cepat atau lambat Allah akan menghukum semua orang yang tidak beriman, orang-orang yang meninggalkan iman dan para pengecut. Murka-Nya akan mengikuti-Nya kemanapun Ia berpaling (Sura 8:16; 9:2-5; 16:106, dll). Tetapi barangsiapa menentang Allah dan Islam-Nya secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi akan menderita satu dari penghukuman-penghukuman berikut ini:

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh dan disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar (Sura 5:33).

Ayat Qur’an ini adalah bagian dari hukum kriminal Islam yang menspesifikasi hukuman atas serangan terhadap Islam, atau karena menghasut publik untuk menentang Islam, atau melalui aktifitas-aktifitas misi sebagai rayuan untuk meninggalkan Islam! Penghukuman-penghukuman ini pada masa kini dilaksanakan di negara-negara dimana Islam sangat kuat. Tetapi jika kedutaan-kedutaan asing mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pemerintah, maka orang-orang asing yang dituduh melakukan kejahatan ini akan dideportasi. Sangatlah mengejutkan melihat Islam secara sah menuntut penyaliban orang-orang yang menyebabkan keresahan semacam itu, tetapi menyangkali historisitas penyaliban Yesus Kristus (Sura 4:157).

Untuk menghindari serangan dan kerusuhan, kaum politeis tidak diijinkan untuk memasuki Mekkah atau Ka’bah, oleh karena mereka dianggap najis. Mereka akan dipanggang selamanya di neraka (Sura 2:217; 8:16; 9:28, 73; 66:9, dll).

Terlebih lagi, Qur’an mewajibkan semua orang Muslim tidak memerangi wanita dan anak-anak, tapi hanya pria (Sura 2:190). Secara relatif ini adalah hukum yang baik. Tetapi pemerkosaan yang tak terhitung banyaknya terhadap wanita selama perang dan setelah penaklukkan-penaklukkan sangat sesuai dengan spirit Islam.

Orang Muslim tidak boleh memerangi sekutu mereka atau rekan bisnis mereka (Sura 4:90; 9:4, 7). Suku-suku atau negara-negara netral juga tidak boleh diserang (Sura 4:90; 9:4; 60:8). Para tamu yang mencari suaka pada keluarga-keluarga Islam harus dilindungi untuk sejangka waktu tertentu agar mempunyai kesempatan untuk mengenal Islam (Sura 9:6). Tradisi keramah-tamahan orang Arab telah memodifikasi mesin perang Islam dengan hukum ini.

Tetapi Qur’an dengan jelas menyebutkan bahwa setiap musuh yang “bertobat” dan menerima Islam, bersembahyang, membayar pajak religiusnya (zakat) dan berperang bagi Allah telah menjadi saudara bagi semua orang Muslim dan tidak boleh diserang lagi (Sura 2:192-193; 9:5 dan 11, dll).

Muhammad menspesifikasi orang-orang dari komunitas religiusnya yang dikecualikan dari perang. Orang-orang yang sakit, lemah, buta, atau timpang, orangorang Muslim yang tinggal di negara-negara non-Muslim dan siapa saja yang terjebak dalam hujan badai (Sura 4:98-99 dan 102; 9:91; 48:17).

Qur’an juga menjelaskan seperti apa seharusnya sebuah perjanjian damai:

Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala(amal-amalmu) (Sura 47:35).

Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condongkanlah kepadanya (perdamaian, tapi jangan terlalu cepat), dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui (Sura 8:61).

Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Sura 2:191b-192).

Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu, maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. Kelak kamu akan capai (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman daripada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dimana saja kamu menemui mereka, dan merekalah orang-orang yang Kami berikan untukmu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka (Sura 4:90c-91).

Yurisprudensi islami telah mengembangkan sebuah sistem yang licik dalam menyusun perjanjian-perjanjian damai berdasarkan ayat-ayat Qur’an ini. Bahasa Arab menginspirasi mereka dalam hal ini. Dalam Sura 8:61 dan Sura 47:35 kita membaca mengenai “sedikit” damai temporer atau usaha untuk berdamai, tetapi tidak ada mengenai damai final. Bagi orang Muslim adalah mustahil menyepakati damai yang tetap dengan non-Muslim, yang terbaik yang dapat dicapai hanyalah gencatan senjata. Damai secara legal dimungkinkan hanya di dalam negaranegara yang sepenuhnya berada di bawah Syariah. Untuk itu, para pengacara Islam telah membagi dunia menjadi dua bagian, yaitu Rumah Islam yang juga disebut dengan Rumah Damai “Dar al-Salaam” (Sura 10:25), dan Rumah Perang. Semua negara non-islami dan juga negara-negara Islam liberal termasuk ke dalam Rumah Perang. Mereka harus diancam hingga Islam ditegakkan sepenuhnya dalam negara-negara mereka.

Kata Arab “Islam” berasal dari kata salaam (damai) dan berarti mengadakan perdamaian dalam konteks bahwa Islam akan ditegakkan melalui damai ini. Kelompok minoritas Kristen di negara-negara Islam diberikan traktat yang berjudul: aslim – taslim, yaitu, “jika kamu menjadi Muslim kamu akan memiliki damai!” Menurut Syariah tidak ada damai di luar Islam, yang terbaik yang dapat dilakukan hanyalah mengambil waktu untuk merenungkannya.

Orang-orang Kristen tidak boleh menyalami orang Muslim dengan “assalammualaikum”, karena dengan mengucapkan salam ini berarti bahwa mereka menerima Islam sebagai dasar perdamaian, yang akan direalisasikan baik dengan rela hati menerima Islam maupun dengan paksaan!

Kristus dianggap telah memperkenalkan damai-Nya di dalam Qur’an: Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada-Ku (ada pada-Ku), pada hari Aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali (Sura 19:33).

Setiap orang Muslim mengetahui bahwa Putra Maria tidak pernah turut ambil bagian dalam penyerangan, juga tidak berperang, karena Allah tidak menciptakan-Nya untuk menjadi manusia yang melakukan kekerasan (Sura 19:310). Menurut Qur’an, Kristus menyembuhkan banyak orang sakit dan bahkan membangkitkan orang mati (Sura 3:49; 5:110). Ia adalah insan yang penuh kemurahan dan damai. Tangan-Nya tidak berlumuran darah musuh. Menurut Qur’an, Ia adalah pembuat damai, satusatunya Muslim sejati yang tetap tanpa dosa (Sura 19:19).

Tetapi Muhammad mengambil bagian dalam 29 penyerangan dan perang. Ia memberkati pedang yang telah menembus perut seorang pemimpin Yahudi yang telah menghinanya. Ada banyak darah di tangan Muhammad. Dia sudah mati dan menantikan penghukuman di alam barzach. Itulah sebabnya mengapa semua Muslim, bahkan Allah dan para malaikat-Nya, harus mendoakannya, agar ia mendapatkan damai (Sura 33:56).

Tetapi Yesus hidup bersama Allah (Sura 3:55; 4:158). Sesungguhnya Ia adalah Anak Manusia yang telah “dibawa mendekat” kepada Bapa, sehingga Ia menerima semua otoritas dan kuasa di surga dan di bumi (Daniel 7:13-14). Citra Yesus Kristus sebagai Raja Damai juga nampak dalam Qur’an walau tidak terlalu jelas. Tidak akan ada damai, baik dalam Islam maupun dalam dunia ini, selain daripada damai spiritual dari Yesus Kristus (Roma 5:1). Permohonan dalam Doa Bapa Kami berbunyi: Kerajaan-Mu datanglah! Tetap menjadi permohonan yang paling penting hingga hari ini, sehingga godaan jahat si Iblis untuk memerintah dengan kuasa dan keperkasaan dapat dikalahkan dengan kelembutan dan kerendahan hati Anak Domba Tuhan.

Kita bersaksi bersama Johann Christoph Blumhardt (1805-1880) dalam hymne yang dikarangnya:

Selamanya telah ditetapkan
Bahwa Yesus berkemenangan!
Setelah kematian-Nya di salib
Ia diangkat ke tahta.
Yesus memerintah selamanya!

(EKG, Hymne Hymne Lutheran Jerman, No.428)

Pesan Alkitab yang sering dikutip ini juga akan terbukti benar bagi Muhammad dan Islam yang diajarkannya: Perkataan YAHWEH kepada Tuhanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Aku menempatkan musuh-musuh-Mu di telapak kaki-Mu (Mazmur 110:1).

Nyanyian pujian dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi (Filipi 2:5-11), juga kesaksiannya dalam surat kepada gereja di Roma (Roma 16:20), menginterpretasikan janji terdahulu mengenai penganugerahan tahta kepada Daud. Penganugerahan tahta kepada Anak Domba Tuhan adalah meterai dari realita yang tidak berubah ini.

4.09 -- Reaksi-reaksi kritis kelompok Muslim modern terhadap hukum perang dalam Qur’an

Mayoritas orang Muslim dengan cerdik menghindar dari tuntutan Qur’an bahwa semua orang Muslim beriman harus berperang dalam jihad dengan senjata di tangan. Mereka mengklaim: keputusan-keputusan dan hukum-hukum ini hanya diterapkan pada jaman Muhammad! Tetapi kita hidup dalam jaman yang berbeda dan diberkati dengan upaya-upaya generasi Muslim yang pertama. Perintah-perintah Qur’an ini diterapkan dengan sempurna pada mereka, tetapi tidak pada kita. Kita termasuk ke dalam Islam yang modern, baik dan cinta damai.

Orang-orang Muslim lainnya lebih waras dan memilih kata jihad (upaya total) sebagai tema utama dari iman dan hidup mereka. Mereka menyarankan: Pada masa kini, kita harus memerangi kemiskinan, populasi yang tinggi, buta huruf, korupsi dan polusi. Jadi marilah kita mengorbankan waktu, tenaga dan uang untuk meningkatkan kondisi-kondisi hidup di negara-negara Islam! Kaum idealis yang aktif ini menutup mata mereka terhadap realita Qur’an, yang dengan jelas memerintahkan “qital”, untuk berperang dengan senjata di tangan. Dalam berbagai kasus mereka menyalurkan energi komunitas religius mereka ke arah yang positif.

Banyak pemerintah di lebih dari 50 negara Islam tidak siap untuk menyerahkan panggilan masuk ke Perang Suci kepada para pemimpin religius Islam. Sejak era Umayyah, mereka membagi Syariah menjadi sekuler dan religius, hukum-hukum resmi dan personal. Menurut para pemimpin religius, hukum perang dan kriminal berada di bawah yurisdiksi pemerintah Islam sekuler. Kewajiban-kewajiban ibadah dan aturan-aturan hidup sehari-hari tetap berada di bawah yurisdiksi mesjid dan para pemimpinnya. Islam terpecah belah dalam melaksanakan Syariah dan telah menjadi skizofrenik sebagai negara yang religius.

Oleh karena itu, kaum fundamentalis berperang dengan segenap kekuatan mereka melawan pemerintahan Islam liberal, agar hukum ideal mereka yaitu Syariah dapat dilembagakan bukan hanya sebagian, tetapi seutuhnya. Pemerintahan Islam liberal dengan hukum-hukum modern mereka harus dilengserkan dari kekuasaan.

Di satu sisi, pemerintahan sekuler memandang diri mereka sendiri terpaksa harus memenjarakan, menggantung dan membungkam kaum yang fanatik terhadap Qur’an. Reformasi Islam telah menyebabkan banyak perang sipil berdarah selama 50 tahun terakhir di berbagai negara Islam. Tujuan dari kelompok fundamentalis adalah untuk mengintroduksikan Syariah seutuhnya dengan hukum-hukum perang dan kriminalnya yang komprehensif. Perjuangan ini masih berlangsung.

Kompromi antara prinsip-prinsip liberal dengan tujuan-tujuan kelompok fundamentalis dapat terlihat dalam misi dunia yang dilakukan orang Muslim. Dengan menguasai atau menginfiltrasi perusahaan-perusahaan Barat, bank-bank dan pemerintah-pemerintah dengan dana dari produksi minyak mereka, pengaruh Muslim meningkat di Timur dan di Barat. Bahasa Arab, sekolah-sekolah, pekerjapekerja tamu dan pelajar-pelajar asing, mesjid-mesjid di semua benua, pernikahan campuran antara orang Muslim dengan non-Muslim direncanakan untuk meningkatkan kehadiran orang Muslim di “Rumah Perang”. Kelompok minoritas Muslim dengan pertambahan jumlah mereka di negara-negara Kristen menuntut hak sosial dan politik, pelajaran-pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah umum dan pengakuan politis berkenaan dengan pajak religius, untuk diberlakukan bukan hanya secara sosial namun juga secara legal. “Perang Suci” yang berwajah pendidikan, keuangan, dan sosial di Eropa dan Amerika telah dimulai. Negara-negara Barat secara sadar atau tidak mendukung orang-orang Muslim di negara mereka melalui kemudahan-kemudahan atau tunjangan-tunjangan untuk anak, pengangguran dan sosial. Pada saat yang sama, banyak pemimpin Muslim yang menentang dan berusaha untuk menghentikan integrasi orang Muslim di negara-negara Barat dengan cara memaksakan iman Islam.

Walau ada keragaman di berbagai negara, sekitar 10 hingga 25% dari populasi Muslim adalah kelompok fundamentalis. Di media Barat mereka terutama digambarkan sebagai kelompok ekstrimis, tetapi mereka sebenarnya hanyalah orang-orang yang ingin menjalankan Qur’an secara harafiah. Sedangkan, kelompok Muslim liberal dan humanis ditetapkan sebagai pihak yang bersalah oleh kitab suci orang Muslim! kelompok fundamentalis tidak boleh dipandang sebagai kaum ekstrimis, karena Qur’an adalah sumber dari Islam radikal. Kaum sinkretis di Barat tidak mau mengakui kenyataan ini. Tetapi selama Qur’an eksis dalam bentuknya yang ada sekarang, kaum fundamentalis akan menjadi satu-satunya orang Muslim yang loyal. Ayatollah Khomeini adalah teladan mereka yang terutama dalam hal ini.

Menurut Dinas Rahasia Jerman, ada sekitar 20.000 orang Muslim fundamentalis yang tinggal di Jerman. Beberapa diantara mereka dianiaya oleh pemerintah liberal mereka sendiri. Mereka semua berada di bawah pengawasan Dinas Rahasia Jerman. Potensi pasukan bawah tanah Islam eksis tanpa terlihat di jantung Eropa, dan dapat digerakkan untuk berperang kapan saja oleh penghasut-penghasut seperti Saddam Hussein atau Jamal Abd al-Nassr, Ayatollah Khomeini atau Osama Bin Laden. Ini berlaku terhadap banyak negara lain di dunia. Selama menyerukan kematian semua orang yang tidak beriman, apa yang diperlukan hanyalah sepercik kecil api ke atas bubuk mesiu untuk memulai perang dunia Islam – dengan syarat bubuk mesiu itu tidak dihamburkan oleh materialisme Barat!

Orang-orang Kristen harus mengakui dan menerima tantangan jaman ini, yaitu apa yang disebut sebagai ladang misi kini telah datang ke negara asal mereka sendiri. Tidaklah pernah mudah untuk menyaksikan Injil kepada orang Muslim tanpa adanya bahaya! Tetapi siapakah yang menaati perintah Tuhan yang telah bangkit untuk menginjili semua orang Muslim? Hanya sebagian kecil orang Kristen, yang sungguhsungguh injili, yang mempraktekkan ketaatan religius. Sementara mayoritas orang Kristen berpikir mengenai dirinya sendiri dengan cara sinkretis yang pesimistis? Eksistensi orang Muslim di negara-negara kita membuat kita bertanggung jawab di hadapan Yesus Kristus yang satu hari kelak akan berkata kepada kita pada Hari Penghakiman: “Apa saja yang telah kamu lakukan kepada seseorang yang terkecil dari saudara-saudara-Ku ini, kamu telah melakukannya kepada-Ku” (Matius 25:40).

4.10 -- Kuis

Pembaca yang kekasih!
Jika anda telah mempelajari buklet ini dengan seksama, anda akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan mudah. Barangsiapa dapat menjawab 90% dari semua buklet yang berbeda dari seri ini dengan benar, dapat memperoleh sebuah sertifikat dari pusat kami mengenai:

Studi-studi Lanjutan
Dalam memahami akar-akar Qur’an mengenai Syariah Islam

Sebagai penyemangat untuk pelayanannya di masa depan bagi Kristus. Kami sangat menghargai jika anda mencantumkan referensi Qur’an dalam jawabanjawaban anda.

  1. Berapa banyak ayat dalam Qur’an yang mengatakan bahwa orang Muslim secara legal terikat/wajib melakukan Perang suci?
  2. Apa yang menjadi alasan utama ketidaksepakatan antara Muhammad dengan para pedagang Mekkah?
  3. Berapa banyak orang Muslim yang meminta suaka pada orang Kristen Etiopia ketika mereka mengalami penyiksaan yang berat di Mekkah?
  4. Bagaimana cara Muhammad secara legal mengamankan imigrasinya dari Mekkah ke Medina pada 622 M?
  5. Bagaimana Muhammad memelihara dan menyediakan makanan dan semua barang kebutuhan hidup bagi para pengungsinya yang kelaparan di Medina?
  6. Mengapa Perang Badr menjadi titik balik sikap orang Muslim terhadap Perang Suci?
  7. Bagaimana Muhammad menyingkirkan suku-suku Yahudi yang menentangnya di Medina?
  8. Apakah perubahan-perubahan mendasar yang dibawa oleh kompromi cerdik kaum Hudaibiyat bagi orang-orang Muslim?
  9. Sejauh apa perang-perang Muhammad merupakan perang-perang defensif atau perang ofensif?
  10. Apakah yang dinyatakan Qur’an mengenai kontak dan bantuan dari roh-roh dan apa yang disebut sebagai malaikat bagi Perang Suci atau penyebaran Islam?
  11. Mengapa penculikan, mengambil sandera dan budak dalam Islam dipandang sebagai anugerah Allah – hingga hari ini?
  12. Apakah yang menjadi tujuan akhir dari semua upaya dan perang dalam Perang Suci orang Muslim? Apakah arti kata “Islam”?
  13. Apakah perbedaan-perbedaan dalam memahami Perang Suci berdasarkan istilah-istilah: Jihad, qital, fi sabil Allah? Sejauh mana Perang Suci dalam Islam merupakan pergumulan atau perjuangan intelektual atau perang religius yang berdarah? Dimanakah di dalam Qur’an ada tertulis istilah “Perang suci”?
  14. Apakah artinya bahwa Muhammad memandang Perang Suci telah dipredestinasikan dan diuraikan dalam kitab-kitab surgawi orang Muslim?
  15. Apakah arti frase: “Berjuang dalam perang-Nya” dan “Berjuang di dalam dia” (Sura 22:78)?
  16. Mengapa Muhammad seringkali mendasari panggilannya untuk masuk ke Perang Suci dengan Qur’an? Mengapa pada mulanya orang-orang Muslim tidak siap untuk menyerang karavan-karavan Mekkah?
  17. Mengapa Muhammad menyebut orang-orang tidak beriman sebagai binatang yang paling jahat dan memerangi mereka tanpa toleransi dan belas kasih?
  18. Apakah kejahatan kaum politeis, sehingga mereka harus dihancurkan? Mengapa orang Kristen juga sering dianggap sebagai politeis?
  19. Siapakah musuh terbesar orang-orang Muslim? apakah artinya ini untuk permasalahan di Timur Tengah?
  20. Mengapa Muhammad mengutuk orang-orang Kristen dan memerangi mereka hingga mereka ditundukkan?
  21. Orang-orang Muslim seperti apa yang juga harus diperangi? Apakah artinya hal ini untuk pemerintahan Muslim liberal?
  22. Mengapa para misionaris atau “pembuat tenda” sering dipandang sebagai mata-mata atau penjahat yang lebih keji dari para pembunuh? (Sura 2:217)?
  23. Mengapa Muhammad memerintahkan semua orang Muslim agar tidak menjalin persahabatan dengan orang Yahudi dan orang Kristen (Sura 5:51)? Apakah artinya ini untuk kegiatan-kegiatan penginjilan?
  24. Bagaimana Muhammad mempersiapkan para pengikutnya dan mendorong mereka untuk berperang? Apakah artinya ketika ia mengklaim “perang adalah tipu daya”?
  25. Mengapa orang Muslim harus senantiasa berkonsentrasi pada Allah ketika memasuki medan perang?
  26. Seberapa sering Allah dan Muhammad memerintahkan orang-orang Muslim untuk langsung membunuh orang-orang tidak beriman, kaum politeis, penganut animisme (dan orang-orang yang meninggalkan Islam untuk menjadi Kristen)? Tuliskanlah sejumlah ayat khusus dalam Qur’an.
  27. Dimanakah tertulis bahwa orang Muslim harus bersikap keras dalam perang dan memenggal kepala musuh? Tetapi mengapa ia tidak boleh membalas dendam lebih dari yang telah dideritanya dari musuhnya sebelumnya?
  28. Bagaimana Muhammad membenarkan dan menghibur para pengikutnya setelah mereka membunuh beberapa kerabatnya dari kalangan musuhmusuh Islam (Sura 8:17)?
  29. Apakah yang dikatakan Amanat Agung dalam Islam secara verbal, dimanakah hal itu tertulis dan apakah artinya hal itu bagi semua orang Kristen di seluruh dunia?
  30. Apakah keuntungan-keuntungan Perang Suci bagi orang Muslim dalam hidup di dunia ini? Berapa banyak ayat dalam Qur’an yang menyatakan hak untuk memiliki budak?
  31. Seberapa besar bagian rampasan perang yang diterima Allah dan Muhammad? Bagaimanakah bagian dari produksi minyak di negara-negara Muslim menggiatkan kebangkitan Islam dimana-mana dewasa ini?
  32. Keuntungan-keuntungan apakah yang diharapkan para pejuang Muslim di firdaus? Dimanakah ada tertulis bahwa setiap pejuang yang mati dalam sebuah perang untuk Allah akan langsung terangkat ke firdaus? Bagaimanakah mati dalam Perang Suci dapat membawa pengampunan atas semua dosa?
  33. Bagaimanakah Muhammad menjanjikan bahwa sumbangan besar bagi Perang Suci akan diwujudkan dalam firdaus?
  34. Mengapa Muhammad mengimplementasikan penghukuman dan siksaan yang mengerikan terhadap para lawannya, pengkhianat dan musuhmusuhnya? Seberapa sering anda dapat menemukan dalam Qur’an istilah “adhab” (= azab) untuk sakit, siksaan, sengsara, penghukuman dan penganiayaan? Bagaimanakah Muhammad menspesifikasi tingkatan langkah-langkah penghukuman?
  35. Hukuman-hukuman spesial apakah yang akan dijatuhkan atas tindakan menimbulkan keresahan dalam negara (Sura 5:33)?
  36. Orang-orang Muslim yang bagaimana yang dikecualikan dari partisipasi dalam Perang Suci?
  37. Regulasi-regulasi apakah untuk kesepakatan-kesepakatan gencatan senjata atau damai final dalam Qur’an?
  38. Bagaimanakah orang Muslim liberal atau modern menjelaskan Jihad (Perang Suci)?
  39. Apakah yang dirasakan kelompok fundamentalis akan apa yang harus mereka lakukan di negara-negara Muslim liberal ini dan bagaimanakah pemerintah-pemerintah Muslim negara-negara tersebut bereaksi terhadap kegiatan-kegiatan kelompok itu?
  40. Bagaimanakah kekalahan Muhammad di Uhud menciptakan kemenangan terbesar Islam yang sedang kita hadapi sekarang dan semakin lama semakin bertambah?
  41. Apakah yang dikatakan Yesus kepada Petrus ketika ia mengangkat pedangnya untuk membela diri?
  42. Bagaimanakah seharusnya orang-orang Kristen memandang musuh-musuh mereka dan bagaimanakah kita harus memperlakukan mereka menurut Injil?
  43. Apakah yang anda dapatkan dari pelajaran ini untuk situasi anda sendiri dan apakah yang ingin lebih jelas anda ketahui?

Semua orang yang berpartisipasi dalam kuis ini diijinkan untuk menggunakan buku apa saja yang dipilihnya dan untuk bertanya pada orang yang dipercayainya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menantikan jawaban tertulis anda termasuk alamat lengkap anda di surat atau surat elektronik anda. Kami mendoakan anda kepada Yesus, Tuhan yang hidup, agar Ia memanggil, mengutus, menuntun, menguatkan, melindungi dan menyertai anda setiap hari dalam hidup anda!

Dalam pelayanan-Nya,
Hamba-hamba Tuhan

Kirimkan jawaban anda ke:

GRACE AND TRUTH
P.O.Box 1806
70708 Fellbach
GERMANY

Atau melalui e-mail ke:
info@grace-and-truth.net

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on July 03, 2013, at 08:19 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)