Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 11-Presuppositional Apologetics -- 012 (Know your audience)
This page in: -- Chinese -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Russian -- Tamil -- Ukrainian

Previous Chapter -- Next Chapter

11. APOLOGETIKA PRESUPOSISIONAL
Bagaimana Mengungkapkan Kelemahan Mendasar dan Kebohongan Yang Tersembunyi Saat Iman Kristen Diserang
BAGIAN 2 - PENDEKATAN DASAR APOLOGETIKA PRESUPOSISIONAL

10. Kenalilah lawan bicara Anda


Pertama, agar efektif dalam melakukan apologetika, Anda perlu tahu dengan siapa Anda berbicara dan apa yang Anda bicarakan. Saat Natal, ketika kita mencoba memasang sebuah hadiah yang baru bersama-sama, kita kadang-kadang harus mengatakan "Ketika semua cara gagal, bacalah buku manualnya!" Jadi mengapa kita tidak mulai dengan membaca buku manualnya, untuk mencari tahu dengan siapa kita berbicara dan apa yang akan kita bicarakan. Artinya, marilah kita kembali kepada Alkitab untuk memahami apa yang diajarkannya tentang sifat orang-orang tidak percaya dan masalah yang mereka miliki:

Roma 1:18-22 -- “18 Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. 19 Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. 20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. 21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. 22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh”
1 Korintus 1:18-19 -- “18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. 19 Karena ada tertulis: ”Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.”
Efesus 4:17-18 -- “17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia 18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.”
Kolose 2:2b,3,8 -- “2 ... sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, 3 sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.. … 8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.
Amsal 26:4-5 -- “4 Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia. 5 Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak”.

Bagian-bagian ini memberi kita petunjuk bagaimana menjawab siapa saja yang bertanya kepada kita. -- - Kita harus ingat, pertama, kita tidak menyampaikan sesuatu yang baru kepada orang-orang tidak percaya. Masalahnya bukan pada informasi yang hilang. Orang yang tidak percaya sudah mengenal Allah (Roma 1:18), tetapi mereka tidak mengenal-Nya dalam arti yang menyelamatkan. Mereka tahu murka-Nya. Mereka datang ke dunia mengenal-Nya, karena Allah membuat diri-Nya dikenal oleh mereka. (Roma 1:19) Itu terbukti di dalam diri mereka.

-- - Kedua, kita harus melihat masalah ketidakpercayaan mereka, bukan saja secara spiritual tetapi juga intelektual. Orang-orang tidak percaya dijelaskan dengan oleh Alkitab sebagai:

1. Pikiran mereka tidak sia-sia (Roma 1:21)
2. Seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh (Roma 1:22)
3. Orang-orang yang tidak mengenal Allah berjalan dengan pikirannya yang sia-sia (Efesus 4:17)
4. Pengertian mereka penuh kegelapan (Efesus 4:18)
5. Karena kebodohan yang ada di dalam mereka (Efesus 4:18)
6. Karena kedegilan hati mereka (Efesus 4:18)

Hal-hal di atas tidak menarik bagi orang-orang tidak percaya, dan beberapa dari kita mungkin menghindar untuk menggambarkan orang dengan cara ini. Ironisnya, banyak teolog atau apologet yang mengatakan deskripsi Alkitab tentang orang-orang tidak percaya tersebut keras tetapi sama sekali tidak bermasalah menyebutkan mereka "orang-orang tidak percaya." Tapi apakah yang dimaksud dengan orang tidak percaya dalam Alkitab? Seseorang yang tidak beriman, terhukum, dan yang akan menanggung murka Allah untuk kekekalan. Namun, ada alasan tepat mengapa Alkitab menggunakan bahasa yang kasar seperti itu. Alkitab menyatakan Kristus sebagai satu-satunya, “[yang] di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (Kolose 2:3). Jika semua harta hikmat dan pengetahuan tersembunyi di dalam Kristus, maka di luar Kristus tidak ada hikmat. Segala sesuatu yang lain secara keliru disebut pengetahuan (1 Timotius 6:20). Ketika Alkitab menggunakan bahasa seperti itu, bukanlah sebagai “sebutan negatif”, tapi hanya untuk menggambarkan seseorang yang keras kepala, menolak untuk mengenali kesalahan mereka, seseorang yang tidak tertarik pada pengertian, yang hanya suka membeberkan isi hatinya (Amsal 18:2), dan yang terus mengulangi kebodohannya (Amsal 26:11). Mereka tidak kekurangan kapasitas mentalnya; tetapi mulut mereka sibuk dengan kebodohan (Amsal 15:14), dan tidak peduli apa yang Anda lakukan, kebodohan mereka tidak akan lenyap dari padanya (Amsal 27:22).

-- Ketiga, itulah sebabnya, Alkitab memperingatkan kita untuk tidak mengikuti filsafat kosong menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia (Kolose 2:8). Kita harus membangun filosofi dan mendasari tindakan-tindakan kita pada Kristus. Masalahnya adalah orang tidak percaya tidak akan mendengarkannya. Seperti yang dikatakan Alkitab, bahwa mereka tidak tertarik pada pengertian; mereka telah memutuskan bahwa iman kitalah yang salah. Jadi bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan orang seperti itu? Di sini kita tampaknya berada dalam dilema yang sulit:

a) Jika kita mengikuti presuposisi orang tidak percaya, kita akan berakhir seperti mereka. Kita akan seperti orang buta yang menuntun orang buta, dan bersama-sama berakhir di lubang yang sama.
b) Jika kita mengikuti presuposisi Kristus, orang tidak percaya bahkan tidak akan mendengarkan kita.

Masalahnya di sini adalah pada saat yang sama adalah merupakan petunjuk jawabannya. Masalahnya adalah bahwa kita tidak setuju dengan orang-orang tidak percaya bukan hanya tentang beberapa set aturan atau fakta, melainkan kita memiliki pandangan dunia yang sama sekali berbeda. Ketika kita melihat pada satu dan hal yang sama, kata salib misalnya, kita melihatnya sebagai kuasa Allah sedang mereka melihatnya sebagai kebodohan. Kami tidak hanya berbicara tentang apakah itu terjadi atau tidak. Kita memiliki pandangan yang sama sekali berbeda!

Jika kita menjadi orang Kristen yang konsisten dan orang tidak percaya - apa pun ketidakpercayaan yang mereka miliki – akan tetap secara konsisten sebagai orang orang tidak percaya, kita tidak akan sampai pada kesepakatan!

Apologet Kristen yang bernama Cornelius Van Til mengatakannya seperti ini: “Kami yang percaya kepada Allah tidak selalu membuat posisi ini terlihat jelas. Lebih sering kami berbicara dengan Anda (orang-orang tidak percaya) tentang fakta dan alasan yang masuk akal seolah-olah kami setuju dengan Anda mengenai hal-hal tersebut. Dalam argumen kami atas keberadaan Allah, kami sering berasumsi bahwa Anda dan kami memiliki bidang pengetahuan yang kita setujui bersama. Tetapi kami sebenarnya tidak memberikan Anda kesempatan melihat fakta yang ada dalam dimensi kehidupan dengan sungguh-sungguh. Kami benar-benar berpikir Anda memiliki kacamata berwarna di hidung Anda ketika Anda berbicara tentang ayam dan sapi, serta ketika Anda berbicara tentang kehidupan akhirat. Kami seharusnya mengatakan dengan lebih jelas kepada Anda dari yang kami lakukan sebelumnya. Tapi kami sebenarnya agak malu atas apa yang akan tampak bagi Anda dikarenakan posisi tersebut sangat ganjil atau ekstrem. Kami sangat tidak ingin menyinggung perasaan Anda sehingga kami menyinggung Allah kami sendiri” (Cornelius Van Til, Why I believe in God).

-- Keempat, bagaimana kita mengatasi dilema tersebut? Alkitab memberikan kita jawabannya dalam Amsal 26:4-5. Kita harus berbicara secara tidak langsung kepada para orang tidak percaya:

a) Kita memakai presuposisi mereka dan perhatikanlah kemana itu akan menuntun kita. Hal ini untuk mengatakan: Kita “[menjawab] orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak” (Amsal 26:5). Dengan kata lain, kita mengambil presuposisi "orang bodoh tersebut" dan menjatuhkannya, dengan membawa mereka kepada kesimpulan logis mereka.
b) Lalu, pada langkah kedua, kita “[tidak] menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.” (Amsal 26:4). Maksudnya adalah kita menggunakan presuposisi kita untuk menjawab masalah yang kita hadapi.

Banyak yang mungkin merasa tidak nyaman dengan ini. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka mengenal banyak orang-orang tidak percaya yang sangat baik, baik hati, dan bahkan cerdas. Di sini kita harus menjelaskan bahwa kita tidak mengatakan orang tidak percaya tidak bermoral, atau tidak baik hati, atau tidak masuk akal. Mereka tidaklah demikian! Dan mereka pastilah demikian karena mereka diciptakan menurut gambar Allah juga. Inti yang kami tekankan di sini adalah bahwa jika orang tidak percaya konsisten dengan apa yang mereka nyatakan, moralitas dan kewajaran yang mereka tunjukkan tidak akan masuk akal. Kami akan kembali ke poin ini lagi nanti.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on September 05, 2023, at 02:03 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)