Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 17-Understanding Islam -- 019 (AXIOM 6: Belief in fate)
This page in: -- Arabic? -- Bengali -- Cebuano? -- English -- French -- Hausa -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Kiswahili -- Malayalam -- Russian -- Somali? -- Ukrainian? -- Yoruba?

Previous Chapter -- Next Chapter

17. Memahami Islam
BAGIAN DUA: MEMAHAMI KEYAKINAN DAN PRAKTIK ISLAM
BAB 3: AKSIOMA IMAN

3.6. AXIOM 6: Percaya Pada Takdir


Islam mengajarkan percaya pada takdir yang mutlak, atau ketetapan ilahi, yang berarti Allah secara langsung menciptakan setiap peristiwa dan tindakan. Ini sangat jelas diajarkan di sebagian besar mahzab Islam dan diterima dengan kuat oleh mayoritas Muslim. Ada beberapa mahzab Islam yang sepenuhnya menolak mengenai adanya kehendak bebas, walaupun beberapa lainnya percaya atas kehendak bebas manusia yang terbatas.

Al-Qur'an menggambarkan bagaimana nasib semua keturunan Adam telah ditentukan sejak semula:

"Ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari pinggang anak-anak Adam keturunan mereka dan membuat mereka bersaksi atas diri mereka. Allah bertanya, 'Bukankah Aku Tuhanmu?' Mereka menjawab, 'Ya, Engkaulah Tuhan kami! Kami bersaksi.' Dia memperingatkan, 'Sekarang Kamu tidak berhak untuk mengatakan di Hari Penghakiman, "Kami tidak menyadari hal ini. " ' " (Al-Qur'an 7:172)

Ini diperluas di dalam sebuah Hadis yang mengutip perkataan Muhammad:

"Allah menciptakan Adam, dikeluarkan dari pinggangnya setiap manusia yang akan ada, dan berkata ini ditakdirkan untuk Firdaus dan aku tidak peduli, dan mereka yang itu untuk neraka dan aku tidak peduli."

Selanjutnya dikatakan:

"Salah satu sahabat Muhammad bertanya kepadanya 'jika demikian mengapa kita harus bekerja?' dan dia menjawab 'Sesuai takdir. ' " (Sahih Ibnu Hibban)

Seperti disebutkan di atas di bagian tentang Allah, ini berarti bahwa Islam bersifat fatalistik secara ekstrem, dan ini memengaruhi keputusan dan paling tidak atas sikap setiap Muslim sampai tingkat tertentu.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on January 05, 2024, at 06:02 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)