Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 17-Understanding Islam -- 072 (Did Mohammed immediately dictate the Qur’an to his companions who wrote it down without any editing?)
This page in: -- Arabic? -- Bengali -- Cebuano? -- English -- French -- Hausa -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Kiswahili -- Malayalam -- Russian -- Somali? -- Ukrainian? -- Yoruba?

Previous Chapter -- Next Chapter

17. Memahami Islam
BAGIAN LIMA: MEMAHAMI KEBERATAN MUSLIM TERHADAP INJIL
BAB 13: KEBERATAN MUSLIM TERHADAP KEKRISTENAN
13.1. Mereka Percaya Bahwa Al-Qur’an Dilestarikan dan Alkitab yang Asli Sudah Rusak

13.1.2. Apakah Muhammad langsung mendiktekan Al-Qur’an kepada para sahabatnya yang mencatat tanpa disunting?


Bahwa Muhammad segera mendiktekan kepada sahabat-sahabatnya juga merupakan klaim yang tidak didukung secara historis oleh sumber-sumber Islam. Kita bahkan diberitahu bahwa Muhammad menyunting Al-Qur’an saat dia mendiktenya secara ad-hoc1:

"Diceritakan oleh Zaid bin Thâbit bahwa Nabi mendiktekan kepadanya: "Tidaklah setara orang-orang mukmin yang duduk (di rumah) dengan mereka yang berjuang keras dan berperang dalam Perkara Allah...” Zaid menambahkan: "Ibn Umn Maktum datang sementara Nabi sedang mendiktekan kepadaku dan berkata, "Ya Rasulullah! Demi Allah, jika aku memiliki kekuatan untuk berperang (demi Jalan Allah), aku akan melakukannya," dan dia adalah orang buta. Jadi, Allah menyatakan kepada Rasul-Nya sementara pahanya berada di pahaku, dan pahanya menjadi sangat berat sehingga aku kuatir pahaku patah. Kemudian setelah perkataan Rasulullah yang tadi selesai disebutkan dan [saat itulah] Allah menyatakan: "...Kecuali mereka yang cacat (karena cedera atau buta atau lumpuh)."”

Setelah kematian Muhammad, para sahabatnya mengatakan bahwa pasal-pasal lengkap Al-Qur’an terlupakan dan kita tidak lagi memilikinya. Salah satu sahabat Muhammad, Abu Musa al-Ashari, diutus kepada orang-orang mengaji dari umat al-Basrah, dan tiga ratus orang yang telah menghafal Al-Qur’an datang menemuinya. Dia berkata:

"Kamu adalah orang-orang terbaik dari al-Basrah dan adalah para pembacanya [qori atau qoriah, ed.], jadi mengajilah, tetapi jangan biarkan umur panjang menyebabkan hatimu menjadi keras seperti halnya hati orang-orang yang ada sebelummu. Kami biasa mengaji sebuah Surah yang kami samakan dalam panjang dan kuatnya dengan Surah al-Barâ‟ah (sekarang disebut Surah at-Tawbah), kemudian saya dibuat lupa atasnya, tetapi saya mengingatnya (kata-kata): "Jika putra Adam memiliki dua lembah harta, dia akan menginginkan yang ketiga, tetapi tidak ada yang akan mengisi perut dari putra Adam selain debu.‟ Dan kami biasa mengaji sebuah Surah yang kami samakan dengan salah satu Musabbihât, tetapi aku dibuat lupa atasnya, tetapi aku ingat kata-kata di dalamnya: "Wahai kamu yang beriman! Mengapa kamu mengatakan hal itu yang mana tidak kamu lakukan. Itu akan ditulis sebagai kesaksian di leher kamu, dan kamu akan ditanyai atasnya pada Hari Kebangkitan.’" (Sahih Muslim)

Sekarang ini, bab ini tidak dapat ditemukan dalam Al-Qur’an, jadi kita memiliki bab yang hilang, atau Sahih Muslim (yang dianggap penafsir kedua terbesar kompilasi Hadis yang paling otentik oleh umat Muslim) telah salah tentang koleksi Al-Qur’an dan oleh karenanya tidak dapat dipercaya (yang akan dapat menyebabkan segala macam kesulitan).

1 Penyuntingan yang diatur secara khusus, dalam hal ini mungkin, ia memiliki hak dan kekhususan wewenang untuk mengubah apa yang dirasa/patut untuk diubah. [ed.]

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on January 05, 2024, at 09:48 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)