Grace and TruthThis website is under construction ! |
|
Home Afrikaans |
Home -- Indonesian -- 18-Bible and Qur'an Series -- 017 (WHO MOVED THE STONE?)
Previous Chapter -- Next Chapter 18. Seri Alkitab dan Al-Quran
BUKLET 2 - Apakah Sebenarnya yang Dimaksud dengan Tanda Yunus?
(Sebuah jawaban terhadap Buklet Ahmad Deedat: Apakah yang dimaksud dengan Tanda Yunus?)
C - SIAPA YANG MEMINDAHKAN BATU TERSEBUT?Pada tahun 1977 Deedat juga menerbitkan sebuah buklet kecil yang menjiplak judul buku yang ditulis oleh Frank Morison yang berjudul "Siapa yang Memindahkan Batu Tersebut?” ('Who Moved the Stone?'). Sebagian besar dari buklet ini mencoba sekali lagi untuk membuktikan teori bahwa Yesus turun hidup-hidup dari kayu salib, dan seperti yang telah kita lihat bahwa teori ini tidak mempunyai dasar, maka tampaknya tidak perlu kita bahas secara panjang lebar hal-hal yang dikemukakan oleh Deedat untuk mendukung teori ini. Kita hanya perlu menunjukkan, sekali lagi, bahwa ia harus menggunakan kekonyolan-kekonyolan yang jelas untuk mencoba mempertahankan teorinya. Sebagai contoh, ia berusaha untuk membuktikan bahwa Maria Magdalena pasti mencari Yesus yang masih hidup ketika ia datang untuk mengurapi tubuh Yesus. Walaupun mengurapi jasad adalah bagian dari kebiasaan penguburan orang Yahudi, ia tidak dapat menerima hal ini karena hal ini membantah argumennya, sehingga ia mengatakan bahwa jasad Yesus pasti sudah membusuk, jika ia mati di kayu salib, dengan mengatakan bahwa "jika kita memijit tubuh yang sudah membusuk, maka tubuh itu akan hancur berkeping-keping" (Deedat, Who Moved the Stone?, hal. 3), walaupun Maria datang ke kubur hanya sekitar tiga puluh sembilan jam sesudah Yesus mati. Adalah omong kosong ilmiah yang mutlak untuk mengatakan bahwa tubuh akan hancur berkeping-keping dalam waktu empat puluh delapan jam setelah kematian seseorang! Seandainya ada kebenaran dalam argumennya, Deedat tidak akan merasa perlu untuk membuat pernyataan yang konyol seperti itu. Dia juga mengabaikan kemungkinan yang jelas ketika dia mengatakan bahwa, ketika Maria Magdalena berusaha mengambil tubuh Yesus (Yohanes 20:15), dia hanya berpikir untuk menolong Yesus pergi dan tidak mungkin berniat untuk membawa mayat. Dia mengklaim bahwa Maria adalah seorang "perempuan Yahudi yang lemah" yang tidak dapat membawa "mayat yang beratnya paling sedikit seratus enam pon." (Deedat, Who Moved the Stone?, halaman 8). Ada penjelasan yang jauh lebih mungkin untuk pernyataan Maria bahwa ia akan membawa tubuh Yesus. Tidak ada yang mengatakan bahwa ia bermaksud untuk membawanya pergi sendirian. Ketika ia pertama kali menemukan tubuh Yesus telah dipindahkan dari kubur, ia bergegas menemui murid-murid Yesus, Petrus dan Yohanes, dan memberitahukannya kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." (Yohanes 20:2)
Injil-injil lain menjelaskan bahwa Maria tidak sendirian ketika ia pertama kali pergi ke kubur pada hari Minggu pagi itu dan di antara para wanita yang menemaninya adalah Yohana dan Maria, ibu Yakobus (Lukas 24:10). Inilah sebabnya mengapa Maria berkata "KAMI tidak tahu di mana mereka membaringkan Dia". Karena setelah Petrus dan Yohanes pergi ke kubur barulah ia pertama kali melihat Yesus di sana, maka tidak ada alasan untuk menduga bahwa ia tidak bermaksud meminta bantuan kedua murid itu atau wanita-wanita lain untuk membantunya membawa pergi tubuh Yesus. Bagaimanapun juga, ada bukti nyata dalam Alkitab bahwa Maria Magdalena percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian dan hal ini membawa kita kepada tema utama dari buklet Deedat, yaitu "Who Moved the Stone?". Kesimpulannya adalah bahwa batu itu dipindahkan oleh Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus, dua orang murid Yesus yang termasuk golongan Farisi. Dia mengatakan dalam bukunya: Adalah Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus, dua orang yang tidak meninggalkan Sang Guru dalam kesusahan ketika Ia sangat membutuhkannya. Mereka berdua telah memandikan Yesus dengan cara pemakaman Yahudi, dan membalut kain kafan dengan 'gaharu dan mur', dan untuk sementara waktu memindahkan batu itu ke tempatnya; mereka adalah dua orang sahabat sejati yang sama yang telah memindahkan batu itu, dan membawa Guru mereka yang terkejut itu segera setelah malam, pada Jumat malam itu juga, ke tempat yang lebih baik di sekitarnya untuk mendapatkan perawatan. (Deedat, Who Moved the Stone?, halaman 12).
Dia memulai bukletnya dengan sebuah ungkapan harapan bahwa dia akan dapat memberikan "jawaban yang memuaskan untuk masalah ini" (halaman 1) dan sampul bukletnya memuat sebuah komentar dari Dr. G.M. Karim, yang menggambarkan pemindahan batu tersebut sebagai "masalah yang membebani pikiran semua orang Kristen yang berpikir". Dengan demikian, ada kesan bahwa Alkitab tidak berbicara tentang hal ini dan bahwa orang-orang Kristen diliputi oleh suatu masalah dan harus berspekulasi tentang siapa yang memindahkan batu tersebut. Ini adalah omong kosong belaka, karena Alkitab dengan jelas mengatakan (meminjam kata-kata Deedat, dalam "bahasa yang paling jelas yang dapat dimengerti oleh manusia"): Malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. (Matius 28:2)
Apakah benar-benar ada "masalah" dalam hal ini? Apakah terlalu sulit untuk percaya bahwa seorang malaikat dari surga dapat menggulingkan batu itu? Menurut Alkitab, hanya dibutuhkan dua malaikat untuk menghancurkan kota Sodom dan Gomora (Kejadian 19:13) dan hanya dibutuhkan satu malaikat untuk memusnahkan seluruh tentara Sanherib yang berjumlah seratus delapan puluh lima ribu prajurit (2 Raja-raja 19:35). Pada kesempatan lain, seorang malaikat mengulurkan tangannya untuk menghancurkan seluruh kota Yerusalem sebelum Tuhan memerintahkannya untuk menahan tangannya (2 Samuel 24:16). Jadi, tidak mengherankan jika kita membaca bahwa malaikatlah yang memindahkan batu itu. Al-Qur'an dengan jelas menyatakan bahwa semua Muslim yang beriman tidak hanya harus percaya kepada Allah, tetapi juga kepada mala'ikah, yaitu para malaikat (Surah al-Baqarah 2:285), dan salah satu dari enam prinsip utama iman seorang Muslim adalah percaya kepada malaikat. Tidak hanya itu, Al-Qur'an setuju bahwa malaikat yang datang kepada Ibrahim dan Lot, mengatakan kepada mereka bahwa mereka datang untuk menghancurkan kota tempat tinggal Lot (Surah al-'Ankabut 29:31-34), yang dalam Alkitab disebut sebagai Sodom. Oleh karena itu, Al-Qur'an tidak hanya mewajibkan umat Islam untuk percaya kepada malaikat, tetapi juga kepada kuasa mereka yang luar biasa atas urusan manusia dan substansi di bumi. Oleh karena itu, tidak ada seorang Muslim pun yang dapat dengan tulus menolak pernyataan dalam Alkitab bahwa malaikatlah yang memindahkan batu itu. Lalu mengapa Deedat mengabaikan pernyataan yang jelas di dalam Alkitab ini dan secara keliru mengatakan bahwa identitas orang yang memindahkan batu itu adalah suatu "masalah"? Mengapa dalam bukunya tidak disebutkan ayat yang dengan jelas menyatakan bahwa yang memindahkan batu itu adalah seorang malaikat? Alasannya adalah karena teorinya bahwa Yesus diturunkan hidup-hidup dari kayu salib dan Maria mencari Yesus yang masih hidup, sangat bertentangan dengan apa yang langsung dikatakan oleh malaikat yang sama kepada Maria: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." (Matius 28:5-7)
Malaikat dengan jelas mengatakan kepada Maria dan perempuan-perempuan lain untuk memberitahukan kepada para murid bahwa Yesus, yang telah disalibkan, juga sekarang telah bangkit dari antara orang mati. Mereka segera melarikan diri dari kubur dengan "gentar dan dahsyat" (Markus 16:8). Jika mereka mengira bahwa Yesus selamat dari salib, mereka tidak akan terkejut ketika mendapati Dia telah hilang dari kubur. Tetapi mereka datang untuk menemukan mayat dan sangat terkejut ketika mendapati seorang malaikat memberitahukan kepada mereka dalam "bahasa yang paling jelas yang dapat dimengerti oleh manusia" bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Jadi kami melihat bahwa Deedat bukan saja harus mengemukakan hal-hal yang tidak masuk akal untuk mendukung argumen-argumennya, tetapi juga harus menutupi pernyataan-pernyataan yang jelas di dalam Alkitab yang menyangkal argumen-argumen itu sama sekali. Kami mendorong semua orang Muslim untuk membaca Alkitab itu sendiri dan menemukan kebenaran-kebenarannya yang luar biasa dan bukannya membaca buku-buku Deedat, yang dengan jelas menyelewengkan ajarannya dan mempromosikan alternatif-alternatif yang penuh dengan kekeliruan seperti yang terus-menerus diperlihatkan oleh buklet ini. |