Previous Chapter -- Next Chapter
10. Tanda Unik dari Allah
Inspirasi Islam menunjuk Yesus sebagai "Tanda Allah" (Ayat-ullah). Menurut Islam, Allah telah menjadikan Yesus dan ibu-Nya sebagai tanda bagi manusia:
"Dan Kami jadikan Dia sebagai tanda (kebesaran Allah) bagi manusia." (Surah Mar-yam 19:21).
وَلِنَجْعَلَه آيَة لِلنَّاس (سُورَة مَرْيَم ١٩ : ٢١)
"Dan Kami tiupkan ke dalam rahimnya Ruh (ciptaan) Kami, dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kekuasaan) Kami bagi seluruh alam." (Surah al-Anbiya' 21:91)
فَنَفَخْنَا فِيهَا مِن رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَة لِلْعَالَمِين (سُورَة الأَنْبِيَاء ٢١ : ١٩)
Kristus tidak menerima gelar yang unik ini dari manusia, tetapi dari Allah secara langsung. Ia tidak menerima gelar "Tanda Allah" karena telah berhasil dalam pendidikan tinggi di sebuah universitas, tetapi telah menyandang gelar terhormat ini sejak Ia dilahirkan ke dalam dunia ini. Sebaliknya, peringkat tertinggi Muslim Syiah diperuntukkan bagi para cendekiawan terkemuka yang telah mendapatkan gelar Ayatollah, yang berarti "tanda Allah." Banyak orang Muslim yang terlalu berlebihan dalam menghormati Khomeini, karena mereka memanggilnya bukan hanya "Ayatollah" (Tanda Allah) tetapi juga Ruhullah ("Ruh Allah"). Umat Kristen telah memiliki "Tanda Allah" mereka selama 1990 tahun, dalam diri Yesus Kristus! Kaum Syiah memiliki Ayatollah mereka yang terkenal dalam beberapa tahun terakhir. Apa perbedaan antara Khomeini dan Kristus? Jurang pemisah antara kedua orang ini tidak dapat dijembatani. Kristus menyembuhkan orang sakit, menyucikan orang kusta, membangkitkan orang mati, memberi makan orang yang lapar, menghibur orang yang menderita, memberkati musuh-musuh-Nya, menegakkan perdamaian antara manusia dengan Allah, dan menyelamatkan jutaan orang dari malapetaka di hari Penghakiman. Di sisi lain, Khomeini memimpin rakyatnya ke dalam dua perang besar di Irak dan Afghanistan, di mana jutaan Muslim terbunuh, cacat, kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian. Dia mengutuk semua orang yang dia anggap sebagai musuh Islam, terutama Amerika Serikat. Sungguh perbedaan yang tak terkatakan antara Ayatollah dari kaum Kristen dan Ayatollah dari kaum Syiah!
Para cendekiawan Muslim Sunni merasa tersinggung oleh Ayatollah Khomeini ketika ia mengizinkan para pengikutnya untuk memanggilnya "Ruh Allah" (RuhuAllah) atau "Ruhul-Qudsi". Bahkan Muhammad pun tidak menerima gelar-gelar seperti itu untuk dirinya sendiri. Para ulama Sunni dari berbagai negara Arab bertemu di Casablanca (Maroko) dan sepakat untuk mengutuk praktik ini. Raja Maroko, Hassan II, mengumumkan di depan umum bahwa jika Khomeini tidak mau menghentikan para pengikutnya untuk memanggilnya Ruhullah atau Ruhul-Qudsi, ia ( Ayatollah Khomeini ) harus dikeluarkan dari Islam dan tidak boleh lagi dianggap sebagai seorang Muslim. Raja mendasarkan pernyataannya pada bukti-bukti Al-Qur'an bahwa hanya ada satu orang dalam sejarah dunia yang memiliki hak untuk menyebut dirinya "Ruhul Qudsi": Isa, Putra Maryam, karena Dia dilahirkan dari Roh Kudus. Untuk mengutuk kaum Syiah, kaum Sunni dengan jelas mengakui kebenaran bahwa Isa adalah satu-satunya orang yang dilahirkan oleh Roh Allah.
Khomeini diangkat oleh manusia sebagai tanda Allah bagi kaum Syiah yang tinggal di Iran. Namun, Kristus adalah "Tanda Allah" yang sesungguhnya bagi semua orang. Dia bukan hanya "Tanda Allah" bagi orang-orang Kristen atau Yahudi, tetapi juga bagi orang-orang Hindu, Budha, ateis, Muslim dan semua orang lainnya. Siapapun yang mempelajari kehidupan Kristus secara mendalam akan menemukan bahwa Dia adalah Ayatollah yang sempurna, "Tanda Allah" yang sejati.