Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 11-Presuppositional Apologetics -- 037 (Answering the non-religious worldview of materialistic Atheism -- SECULARISM)
This page in: -- Chinese -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Russian -- Tamil -- Ukrainian

Previous Chapter -- Next Chapter

11. APOLOGETIKA PRESUPOSISIONAL
Bagaimana Mengungkapkan Kelemahan Mendasar dan Kebohongan Yang Tersembunyi Saat Iman Kristen Diserang
BAGIAN 4 – APOLOGETIKA PRESUPOSISIONAL DALAM TINDAKAN

28. Menjawab wawasan dunia non-religius dari Ateisme Materialistis -- SEKULARISME


Banyak orang yang tidak percaya saat ini mengadopsi - beberapa di antaranya bahkan tanpa sadar - wawasan dunia yang materialistis. Sekolah-sekolah dan universitas kita saat ini pada dasarnya berfungsi sebagai kamp-kamp indoktrinasi untuk wawasan dunia yang materialistis. Banyak penelitian telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir mengenai kebangkitan ateisme di kalangan anak muda. Surat kabar Inggris, Guardian, baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel* tentang pemikiran pasca-Kristen di Eropa. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak muda berusia 16-29 tahun di banyak negara mulai menjauh dari agama yang mereka anut - atau agama yang dianut oleh orang tua mereka. Antara 70% dan 80% orang dewasa muda di Estonia, Swedia dan Belanda mengidentifikasi diri mereka sebagai tidak beragama, dan proporsinya mencapai 91% di Republik Ceko. Penelitian serupa telah dilakukan di Australia dan Amerika Serikat dengan hasil yang serupa.

Salah satu alasan utama mengapa kaum muda kehilangan iman mereka adalah ketidaksiapan mereka untuk menghadapi wawasan dunia yang mereka hadapi ketika mereka masuk ke perguruan tinggi. Mereka mendapati bahwa apa pun yang mereka dengar dari orang tua atau gereja mereka (jika mereka pernah ke gereja) diserang dengan berbagai cara yang dapat dibayangkan. Sangat mudah bagi mereka untuk sampai pada kesimpulan bahwa wawasan dunia Kristen pasti salah. Mereka tidak memiliki persiapan untuk menghadapi wawasan dunia yang materialistis, karena hal itu tidak diberikan kepada mereka. Akibatnya, mereka dengan cepat diindoktrinasi ke dalam ateisme materialistis. Karena hal ini sangat umum di Barat, ada baiknya kita mengenal sistem pemikiran ini.

Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kaum materialis mengatakan bahwa hanya materi yang eksis. Pengetahuan diperoleh secara empiris (melalui pengalaman panca indera). Penganut pandangan dunia seperti itu adalah orang yang paling tidak konsisten yang dapat Anda temui. Sebagai contoh, banyak penganut naturalisme yang bersikeras menggunakan logika, akal sehat, universalitas, matematika, dan etika yang absolut. Mereka bahkan berpikir bahwa semua itu adalah jawaban untuk semua masalah, dan bahwa ilmu pengetahuan dapat memecahkan masalah apa pun yang dihadapi manusia. Namun, jika mereka konsisten dengan pandangan dunia yang mereka yakini, semua hal tersebut tidak mungkin ada, karena tidak ada satupun yang bersifat material. Jadi, jika kita berbicara dengan seorang ateis naturalis, kita perlu "menjawab orang bodoh sesuai dengan kebodohannya" dan bertanya bagaimana kita bisa berdiskusi tentang apa pun, jika kita adalah seorang naturalis? Diskusi mengandaikan adanya "kebenaran" yang kita cari; lebih jauh lagi, kita harus logis dan mengikuti hukum-hukum logika untuk menemukan kebenaran, jika tidak, kita menjadi tidak rasional dan tidak koheren. Kita harus mengandaikan adanya moral yang absolut, jika tidak, kita dapat memaksa satu sama lain untuk mengubah pandangan kita atau berbohong atau menipu. Semua hal ini sangat masuk akal dalam wawasan dunia Kristen, tetapi tidak masuk akal sama sekali bagi seorang naturalis. Jadi, seorang naturalis memiliki satu dari dua pilihan: mengakui bahwa wawasan dunia mereka salah dan meninggalkannya (dengan kata lain pertobatan), atau berhenti menggunakan semua hal yang tidak diizinkan oleh wawasan dunia mereka.

Kita dapat menggunakan ilustrasi lain ketika berbicara dengan seorang naturalis untuk menunjukkan kesia-siaan wawasan dunia mereka. Sebagai contoh, kita tunjukkan bagaimana wawasan dunia mereka tidak mengizinkan adanya rasionalitas, atau keseragaman alam, atau konsep-konsep abstrak, atau kebebasan individu, atau kehendak bebas, atau martabat manusia, atau asal mula kehidupan, atau keharmonisan, dan seterusnya. Namun perlu diingat bahwa ke-Kristenan harus disajikan sebagai sebuah sistem yang utuh, sebagai sebuah wawasan dunia yang menyeluruh, bukan sebagai sebuah kumpulan premis-premis yang terpisah-pisah. Namun, orang yang tidak percaya tentu saja tidak akan setuju sampai atau kecuali Roh Kudus menginsafkan mereka, dan oleh karena itu sang apologet harus terus menekankan poin-poin tersebut, dan itulah sebabnya akan sangat berguna jika kita menyajikan lebih dari satu contoh.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on November 13, 2023, at 01:35 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)