Previous Chapter -- Next Chapter
7.5. Kristus Memberi Makan Orang Banyak
Kedengarannya akrab? Saya yakin Anda semua telah membaca kisah tentang Yesus yang memberi makan lima ribu orang dalam Yohanes pasal 6. Namun Al-Qur'an tidak menceritakan kisah itu, tetapi kisah yang berbeda.
Saya yakin Anda juga dapat melihat kesamaan dengan kisah Alkitab lainnya di sini, yaitu tentang penglihatan Petrus dalam Kisah Para Rasul 10. Sangat mungkin bahwa Muhammad menjadi bingung atas dua cerita yang didengarnya dari orang-orang Kristen di sekitarnya selama masa kecilnya. Sepertinya seberapa pentingnya kisah ini atau pengartiannya yang kurang jelas dari Al-Qur'an itu sendiri, sehingga kita harus mencari penafsirannya untuk memahami apa yang diyakini umat Muslim tentang hal itu. Mereka menceritakan beberapa cerita perihal meja yang diminta Yesus dari Allah; sebagian besarnya tidak diterima oleh para cendekiawan tetapi populer di kalangan muslim awam. Seorang penafsir menceritakan bagaimana Yesus meminta umat Israel untuk berpuasa selama tiga puluh hari; dan ketika mereka telah melakukannya, mereka kembali kepadanya dan menyatakan bahwa mereka lapar; mereka meminta Yesus untuk memohon pada Allah untuk mengirim kepada mereka hidangan dari surga. Jadi Yesus berpakaian pakaian usang dan duduk di atas abu dan berdoa. Malaikat datang dengan sebuah meja dan di atasnya ada tujuh roti dan tujuh ikan dan dibawa ke hadapan orang-orang itu dan mereka semua memakan bagiannya. (Ibnu Kathir, Tafsir Al-Qur'an atas 5:112-115).
Mukjizat adalah suatu ciri yang menentukan dari para utusan dalam Islam, dengan Muhammad sebagai pengecualian yang menarik, seperti yang dikatakan Allah dalam Al-Qur'an bahwa Ia tidak akan melakukan mukjizat apa pun karena generasi sebelumnya telah menolak untuk percaya dengan mukjizat dilakukan oleh para nabi sebelumnya (karenanya Al-Qur'an dianggap sebagai mukjizat, dan mukjizat lainnya dari Muhammad ada pada Sunnah yang kurang dapat dipercaya dan dalam cerita rakyat seperti disebutkan di atas). Namun tidak ada utusan Islam lainnya yang melakukan keajaiban pada tingkatan seperti yang Kristus lakukan. Sehingga Kristus berada melampaui para utusan lainnya. Sekalipun demikian, pada saat yang sama, beberapa mukjizat yang dikatakan telah dilakukannya tidak menggambarkannya untuk hal yang terbaik. Lihatlah pada contoh kisah di mana dia mengubah anak-anak yang tidak bersalah menjadi babi, yang bertentangan dengan doktrin Islam tentang ketidakberdosaan dari para nabi.