Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 17-Understanding Islam -- 016 (AXIOM 3: Belief in the existence of the books of which God is the author)
This page in: -- Arabic? -- Bengali -- Cebuano? -- English -- French -- Hausa -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Kiswahili -- Malayalam -- Russian -- Somali? -- Ukrainian? -- Yoruba?

Previous Chapter -- Next Chapter

17. Memahami Islam
BAGIAN DUA: MEMAHAMI KEYAKINAN DAN PRAKTIK ISLAM
BAB 3: AKSIOMA IMAN

3.3. AXIOM 3: Belief in the existence of the books of which God is the author


Umat Muslim percaya bahwa Allah menulis 315 kitab (sesuai ajaran Muhammad yang berkaitan dengan Hadis). Masing-masing diberikan kepada umat manusia oleh seorang rasul pada zamannya. Namun, hanya ada 8 rasul yang dikenal di dalam Al-Qur'an. Mereka adalah:

‒ Musa, kepadanya diwahyukan Taurat,
‒ Daud, kepadanya diwahyukan Zabur, atau Mazmur
‒ 'Isa (Yesus), kepadanya diwahyukan Injil
‒ Muhammad, kepadanya diwahyukan Al-Qur'an,

Dan empat lainnya di mana kita tidak diberitahukan tentang apa pun:

‒ Adam
‒ Set
‒ Idris (umumnya diyakini sebagai Henokh dalam Perjanjian Lama)
‒ Abraham

Utusan yang tersisa yaitu 307 dan kitab-kitab mereka tidak disebutkan sama sekali baik dalam Al-Qur'an atau Hadis, dan kami tidak memiliki informasi atas mereka ataupun utusan yang menerimanya. Hal ini telah menimbulkan banyak spekulasi atas identitas para utusan ini (misalnya, beberapa Muslim percaya bahwa ini mungkin termasuk Firaun Akhenaten). Masing-masing buku harus diikuti sampai sebuah buku baru diwahyukan. Pada saat itu, wahyu baru ini menggantikan yang lama. Muhammad disebut sebagai utusan terakhir, sehingga tidak akan ada wahyu lain yang membatalkan Al-Qur'an.

Saat ini sebagian besar umat Muslim percaya bahwa Al-Qur'an yang kita miliki adalah yang sama dengan yang dimiliki Muhammad, dan itu adalah firman Allah yang bukan tercipta, bersifat kekal. Namun, umat Muslim tidak selalu sepakat. Dua ratus tahun setelah kematian Muhammad, ada perdebatan teologis yang signifikan yang berlangsung selama 18 tahun mengenai asal-usul Al-Qur'an (ini dikenal sebagai "Miḥnat Khalq al-Qur'an," atau penelaahan atas penciptaan Al-Qur'an). Cendekiawan Muslim di seluruh Kekaisaran Islam saat itu memiliki dua pandangan yang berlawanan. Kaum rasionalis Muslim pada masa itu percaya bahwa Al-Qur'an tidak abadi; melainkan diciptakan oleh Allah dan itu bukan mukjizat. Muslim Sunni, di sisi lain percaya bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang kekal, tidak diciptakan, dan mukjizat. Para Khalifah (penguasa Islam) memihak pada kaum rasionalis, dan banyak ulama Sunni dibunuh, dicambuk, atau dipenjarakan. Perdebatan ini dasarnya berakhir ketika Khalifah Mutawakkil mengubah pendapatnya dan memerintahkan bahwa doktrin yang semula dipercayai kembali.

Bagaimana dengan Taurat, Mazmur dan Injil? dicatat Muhammad mengatakan: "Jangan percaya kepada orang-orang di dalam Kitab, juga tidak mengingkari mereka, tetapi berkata, 'Kami percaya kepada Allah dan apa pun yang dinyatakan kepada kami, dan apa pun yang dinyatakan kepadamu.'" (Sahih Bukhari). Namun, umat Muslim percaya bahwa hanya Al-Qur'an yang bertahan dalam bentuk aslinya, dengan teks-teks lain yang telah dirusak. Kami akan membahas kembali atas klaim ini nanti, tetapi untuk saat ini mari kita perhatikan bahwa gugatan semacam itu – serta dibantah dengan bukti – sangatlah tidak logis. Umat Muslim menyatakan bahwa Alkitab telah dirusak, tanpa disertai bukti; demikian pula, muslim Syi'ah mengatakan bahwa Muslim Sunni telah merusak Al-Qur'an. Dalam kedua kasus ini, pertanyaan harus diajukan: apa bukti atas klaim ini? Dan jika Allah tidak melindungi wahyu-wahyu sebelumnya, apa yang dapat membuat kita berpikir bahwa dia telah melindungi Al-Qur'an?

Kita mungkin masih berpikir bahwa ajaran yang asli dari Injil asli 'Isa (Yesus) mungkin merupakan titik awal yang baik untuk berdiskusi dengan umat Muslim. Sayangnya, hampir semua hal tentang Injil dalam Islam bermasalah, dimulai dengan namanya. Kata Injil berasal dari kata Yunani "ευαγγέλιον" (euangelion). Jadi masalahnya karena asal bahasanya dari Yunani. Al-Qur'an mengatakan: "Kami tidak mengutus seorang Rasul pun, kecuali dengan bahasa kaumnya." (Al-Qur'an 14:4) Dikatakan juga bahwa Yesus diutus kepada orang Israel, dan karenanya kami bertanya mengapa seorang nabi Yahudi diutus dengan sebuah kitab berbahasa Yunani. Masalah lainnya adalah bahwa umat Muslim tidak percaya bahwa keempat kitab Injil Perjanjian Baru adalah Injil, dan karenanya tidak diilhami oleh Tuhan. Namun seperti yang akan kita bahas dalam bab selanjutnya, mereka mengklaim bahwa Perjanjian Baru berisi nubuat-nubuat tentang Muhammad. Mengapa hal ini dipersoalkan, karena mereka tidak percaya Perjanjian Baru itu benar! Pada akhirnya umat Muslim mengaku percaya pada beberapa ayat yang tersebar dari Alkitab, menerima apa pun yang dalam pandangan mereka sesuai dengan Islam dan menolak apa pun yang tidak sesuai. Meskipun Rasul Paulus ditolak oleh hampir semua Muslim sebagai penipu dan pendusta, Muhammad mengambil perkataan Paulus dalam 1 Korintus 2:9 dan dijadikan atribut untuk Allah, yang akan kita lihat bersama nanti.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on January 05, 2024, at 05:59 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)