Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 17-Understanding Islam -- 015 (AXIOM 2: Belief in angels)
This page in: -- Arabic? -- Bengali -- Cebuano? -- English -- French -- Hausa -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Kiswahili -- Malayalam -- Russian -- Somali? -- Ukrainian? -- Yoruba?

Previous Chapter -- Next Chapter

17. Memahami Islam
BAGIAN DUA: MEMAHAMI KEYAKINAN DAN PRAKTIK ISLAM
BAB 3: AKSIOMA IMAN

3.2. AXIOM 2: Kepercayaan Pada Para Malaikat


Aksioma kedua bagi umat Muslim adalah kepercayaan pada para malaikat. Mereka percaya bahwa, meskipun Al-Qur'an (21:31) mengatakan bahwa segala sesuatu dibuat dari air, "Para Malaikat diciptakan dari terang dan Jin diciptakan dari campuran api dan Adam diciptakan karena dia telah didefinisikan (dalam Al-Qur'an) untukmu (yaitu dia dibuat dari tanah liat atau tanah)" (Sahih Muslim). Sejumlah kecil malaikat disebutkan namanya dalam Al-Qur'an, tetapi secara keseluruhan, para cendekiawan Muslim hanya setuju sangat sedikit perihal malaikat. Namun, memang benar bahwa pemahaman Muslim tentang malaikat secara radikal berbeda dari pemahaman orang Kristen; sekalipun ada beberapa catatan peristiwa yang tumpang tindih, ada beberapa perbedaan radikal dalam rinciannya atau dalam pesan yang mendasari. Salah satu contohnya adalah kisah tentang para malaikat yang meniup sangkakala dalam kitab Wahyu sebagai simbol penghakiman; Muslim percaya malaikat Israafeel secara harfiah – dan bukan secara simbolis – akan meniup sangkakala tiga kali untuk memulai kebangkitan orang mati dan mengawali hari terakhir.

Beberapa malaikat disebutkan namanya dalam Al-Qur'an. Jibril (Gabriel) dihormati sebagai salah satu malaikat agung utama. Dia juga disebut roh yang kudus, malaikat pewahyuan, dan roh yang dapat dipercaya, walaupun perlu dicatat, dia tidak dikatakan sebagai sesuatu yang mirip dengan Roh Kudus dalam Alkitab.

Beberapa malaikat bernama ini memiliki pekerjaan khusus, seperti Malik penjaga neraka. Al-Qur'an mengatakan:

"Sesungguhnya kaum pembuat kejahatan akan berada dalam penghukuman di neraka, tinggal di sana selamanya. Tidak akan diringankan dari mereka dan di sana mereka akan berputus asa. Dan tidaklah Kami menzalimi mereka tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. Dan Mereka berseru: “Wahai Malik, biarlah Tuhanmu mematikan kami saja!” Dia akan menjawab: “Sungguh, kamu akan tetap tinggal.'" (Al-Qur'an 43:74-77)

Malaikat-malaikat lain dikenal melalui tugas mereka bukan dengan nama, seperti para malaikat yang mengangkat takhta Allah dan para malaikat yang memberikan roh bagi janin di dalam rahim. Umat Muslim juga percaya bahwa setiap orang memiliki para malaikat yang mencatat setiap perbuatan mereka. Al-Qur'an mengatakan:

"Dan sesungguhnya, (telah ditunjuk) bagi kamu para malaikat, Yang mulia dan melakukan pencatatan." (Al-Qur'an 82:10-11)

Seorang malaikat penting terakhir dalam Islam adalah Iblis, ialah salah satu nama yang diberikan Al-Qur'an kepada Setan. Sesuai dengan ajaran Alkitab, Iblis di Al-Qur'an adalah malaikat yang tidak taat. Namun, penyebab kejatuhannya sangat berbeda. Al-Qur'an (2:34 dan seterusnya) menceritakan bagaimana Iblis diusir dari firdaus ketika para malaikat diperintahkan untuk bersujud di hadapan Adam, dan semua bersujud kecuali Iblis. Iblis menolak dan dibuang keluar dari firdaus – bersama dengan Adam dan Hawa – dan Allah menetapkan bahwa ada permusuhan di antara mereka.

Menurut para cendekiawan Muslim, para malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari cahaya, melakukan persis seperti yang diperintahkan dan mereka tidak pernah tidak patuh pada Allah. Namun ini menjadi masalah kecil karena Al-Qur'an menceritakan tentang para malaikat yang keberatan dengan diciptakannya Adam oleh Allah (Qur'an 2:30).

Sebelum menutup bagian ini, saya ingin menyebutkan secara singkat kategori makhluk lain dalam Islam yang disebut Jin. Makhluk-makhluk ini diceritakan dalam satu surat penuh di dalam Al-Qur'an (Surat 72). Tidak seperti para malaikat, hanya beberapa Jin yang benar; yang lainnya tidak demikian. Ada yang beragama Islam; yang lain menyimpang dari Islam dan ditakdirkan untuk neraka. Beberapa cendekiawan Muslim percaya akan kemungkinan adanya perkawinan campur antara Jin dan manusia tetapi mayoritas cendekiawan Muslim menyangkal legalitasnya meskipun bukan atas kemungkinannya. Akibatnya, beberapa aliran yurisprudensi Islam tidak mengakui kehamilan sebagai bukti seks di luar pernikahan (zinah) karena secara teknis memungkinkan adanya wanita telah melakukan hubungan seksual dengan Jin tanpa disadarinya, atau dia mungkin sebenarnya menikah dengan salah satu Jin.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on January 05, 2024, at 05:59 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)