Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 17-Understanding Islam -- 022 (PILLAR 2: Salat (prayer))
This page in: -- Arabic? -- Bengali -- Cebuano? -- English -- French -- Hausa -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Kiswahili -- Malayalam -- Russian -- Somali? -- Ukrainian? -- Yoruba?

Previous Chapter -- Next Chapter

17. Memahami Islam
BAGIAN DUA: MEMAHAMI KEYAKINAN DAN PRAKTIK ISLAM
BAB 4: RUKUN-RUKUN ISLAM

4.2. RUKUN 2: Salat (Doa)


Doa dalam Islam bukanlah apa yang kita orang Kristen anggap sebagai doa. Dalam Islam, doa adalah serangkaian ritual tindakan, gerakan, dan kata-kata yang ditentukan dengan sedikit kebebasan tentang bagaimana doa seharusnya dilakukan. Ada banyak aturan atas apa yang harus dilakukan sebelum doa, selama doa dan setelah salat, jam-jam di mana doa dipanjatkan dalam sehari, dan bahkan jam-jam dimana doa tidak boleh dipanjatkan (misalnya umat Muslim tidak diperbolehkan berdoa selama matahari terbit ataupun terbenam). Aturan dasar diberikan baik dalam Al-Qur'an atau Sunnah; namun, di dalamnya mereka juga tidak mempunyai rincian yang cukup dalam mempraktikkannya, sehingga umat Muslim mengikuti penafsiran yang khusus dari salah satu empat aliran Islam terbesar yang didirikan sekitar 300 tahun setelah kematian Muhammad.

Sebelum berdoa, umat Muslim harus melakukan ritual mencuci tangan, wajah, kepala, dan kaki mereka. Pencucian ini disebut wudhu. Jika tidak tersedia air bersih, mereka dapat mengikuti ritual yang sama menggunakan debu atau pasir yang kering. Wudhu ditetapkan dalam Al-Qur'an, tetapi tidak ada penjelasannya sehingga terjadi variasi dalam penafsiran atas bagaimana wudhu harus dilakukan. Faktanya, tidak hanya empat aliran utama Islam Sunni yang tidak sepakat tentang bagaimana wudhu secara khusus harus dilakukan, tetapi turunan dari aliran-aliran mereka juga berbeda dalam menafsirkankannya dan karenanya terdapat cukup banyak metode yang berbeda dalam melakukannya!

Secara umum disepakati, berdasarkan catatan atas tindakan Muhammad, bahwa satu wudhu dapat berlaku sampai waktu berdoa berikutnya, atau memang berlaku hingga sejumlah doa, kecuali seorang Muslim buang angin (kentut) atau pergi ke toilet, atau berdarah karena cedera, maka, dikarenakan hal-hal ini mereka harus melakukan pencucian lagi. Beberapa aliran Islam juga mengatakan bahwa makan atau minum apa pun selain air juga membatalkan wudhu, dan bahwa seorang Muslim harus melakukan pencucian lagi jika mereka makan atau minum di antara jam berdoa. Setelah kontak seksual, sebelum berdoa wudhu tidaklah cukup tetapi umat Muslim harus mandi ritual untuk pemurnian sebelum mereka dapat berdoa.

Setelah pencucian – tergantung dari aliran mana asal mereka – mereka berdoa menghadap Mekah. Begitu mereka mulai berdoa, mereka tidak boleh berbicara atau melihat sekelilingnya; jika mereka melakukannya, hal ini membatalkan doanya dan mereka harus memulainya dari awal lagi. Jika wudhu mereka telah dibatalkan, mereka juga harus mencuci lagi sebelum mengulangi doa.

Ada lima doa yang ditentukan setiap harinya (waktu subuh, siang, , sore, senja, dan malam). Mereka dapat melakukannya sendirian ataupun dalam kelompok, dan dapat berdoa di mana saja (tidak hanya di masjid atau ruang salat yang disediakan) selama mereka menghadap Mekah. Doanya terdiri dari naskah dan tindakan yang sudah dihafal dan diulang-ulang dan, dengan pembacaan tambahan dari bagian Al-Qur'an (panjang atau pendek) yang mereka pilih.

Selain itu, ada jenis doa lain dalam Islam seperti untuk "hari berjamaah" (Jumat), festival Islam atau Lebaran (dua kali setiap tahun), pemakaman, kekeringan (berdoa untuk hujan), gerhana matahari dan bulan, perang, saat ketakutan, dan lainnya. Tentu saja, tersedia naskah dan tindakan yang ditentukan untuk masing-masing peristiwaan tersebut, tetapi ada perbedaan di antaranya. Misalnya, doa pemakaman tidak ada tindakan bersujud. Adapun salat Jumat memiliki persyaratan tambahan; salat harus dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari minimal 15 – atau 40 orang menurut beberapa aliran hukum Islam dan salat di hari Jumat dilakukan di waktu siang. Dan harus ada khotbah dalam salat ini. Di beberapa negara Islam, khotbah hari Jumat diseragamkan dan dipersiapkan sebelumnya, biasanya oleh kementerian agama atau lembaga keagamaan di negara negara bersangkutan, meskipun ini adalah praktik dilakukan belakangan sebagai upaya untuk mengekang penyebaran ekstremisme.

Untuk wanita merdeka, pakaian selama doa harus menutupi seluruh tubuh mereka termasuk bagian kepala mereka, tetapi mereka dapat memperlihatkan wajah dan tangan mereka. Untuk para pria (baik merdeka maupun budak) dan budak perempuan dapat mengenakan pakaian jenis apapun yang menutupi dari pusar hingga lutut mereka. Konon, praktik sesungguhnya di antara para muslim berbeda secara signifikan dari yang ditentukan; walaupun pada teorinya tidak ada masalah apa pun bagi seorang pria Muslim untuk berdoa bertelanjang dada selama dia ditutupi dari pusar ke lutut, namun hal ini akan menjadi skandal di masyarakat Muslim di mana pun pada masa ini! Dan fakta bahwa para budak Muslim berkelamin perempuan dapat dengan berdoa dengan telanjang dada adalah fakta yang hampir tidak diketahui oleh mayoritas Muslim, termasuk beberapa dari mereka yang berpendidikan tinggi. Mari kita mengambil contoh yang lain: dalam Islam tidak diperbolehkan berdoa dengan memakai sepatu, tetapi sebenarnya Muhammad memerintahkan dengan mengatakan:

"Jadilah berbeda dari orang-orang Yahudi, berdoalah dengan mengenakan sandal atau sepatumu." (Sunan Abi Dawud)

Namun, saat ini di seluruh dunia umat Muslim tidak diizinkan memakai sepatu selama berdoa dan mereka harus melepaskannya sebelum berdoa.

Semua hal di atas menyebabkan umat Muslim tidak dapat mengerti cara berdoa secara Kristen. Gagasan menggunakan kata-kata kita sendiri, berdoa di mana saja kapan saja, menyanyikan lagu-lagu pujian– semua ini tampak aneh bagi umat Muslim. Kita harus mengingat ini dengan baik bahwa umat Muslim tidak akan memahami apa yang kita maksudkan ketika kita beri tahukan bahwa kita berdoa kepada Allah. Kita dapat berasumsi bahwa ketika kita menggunakan kata-kata yang sama, kita mengkomunikasikan fakta yang sama tetapi sebenarnya kita sedang membicarakan tentang sesuatu yang sangat berbeda, yang sangat asing bagi seorang Muslim, yang tidak akan ikut dalam komunikasi pribadi dengan Allah yang kita sebut sebagai doa.

Meskipun bukan termasuk rukun Islam, ada bentuk doa yang disebut Duʽâ' yang tidak sebagai bentuk yang ditentukan dan yang dapat dilakukan secara individual. Ini mungkin tampak lebih mendekati dengan konsep doa Kristen, tetapi masih sangat bersifat tidak berpribadi dan umum dalam lingkup yang berbeda dengan komunikasi yang sangat pribadi antara kita dengan Tuhan yang kita pahami sebagai doa.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on January 05, 2024, at 06:03 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)