Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 17-Understanding Islam -- 077 (Challenges to the validity of the Bible as Muslims believe it has been abrogated by the Qur’an)
This page in: -- Arabic? -- Bengali -- Cebuano? -- English -- French -- Hausa -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Kiswahili -- Malayalam -- Russian -- Somali? -- Ukrainian? -- Yoruba?

Previous Chapter -- Next Chapter

17. Memahami Islam
BAGIAN LIMA: MEMAHAMI KEBERATAN MUSLIM TERHADAP INJIL
BAB 13: KEBERATAN MUSLIM TERHADAP KEKRISTENAN

13.2. Tantangan Atas Keabsahan Alkitab Seperti yang Diyakini Umat Muslim Karena Telah Dibatalkan Oleh Al-Qur’an


Tantangan utama kedua terhadap agama Kristen datang melalui konsep pembatalan (abrogasi) Islam. Inilah kepercayaan yang menyatakan bahwa Al-Qur’an membatalkan semua teks ilahi yang datang sebelumnya. Meskipun doktrin ini tidak dinyatakan dengan jelas dalam Al-Qur’an atau Hadits, namun dikemukakan oleh sebuah ayat Al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur‘an mengatakan:

"Dan barangsiapa yang menginginkan agama lain selain Islam – dia tidak akan diterima, dan dia, di akhirat, akan berada di antara kaum yang kalah." (Al-Qur’an 3:85)

Selain itu, Muhammad diklaim telah mengatakan:

"Oleh Dia yang di tangan-Nya terletak nyawa Muhammad, dia yang berada di antara komunitas Yahudi atau Kristen mendengar tentang aku, tetapi [orang itu] tidak meneguhkan keyakinannya pada apa yang karenanya aku telah diutus dan mati dalam penyataan (ketidakpercayaan) ini, dia akan menjadi salah satu dari kaum Api Neraka." (Sahih Muslim).

Umat Muslim percaya bahwa hanya Islam yang dapat diterima oleh Allah, yang diartikan oleh umat Muslim bahwasanya semua agama lain yang dibatalkan oleh Al-Qur’an.

Untuk menilai klaim seperti itu mari kita pahami dahulu apa yang dimaksud dengan abrogasi. Membatalkan sesuatu berarti mencabutnya, menghapusnya, meniadakannya, menolaknya, dan lain sebagainya. Dalam pengertian ini, abrogasi hanya dapat berlaku untuk hukum atau peraturan tetapi tidak untuk definisi yang berlaku untuk peristiwa sejarah, yang berarti Al-Qur’an tidak dapat mengubah setiap peristiwa sejarah dari kitab manapun yang sudah ada sebelumnya. Namun, ketika kita membaca Al-Qur’an kita menemukan justru sebaliknya - Al-Qur’an mengubah cerita yang terkait di dalam kitab Keluaran! Al-Qur’an mengatakan "orang Samaria" menyesatkan Israel dan menuntun mereka untuk menyembah anak lembu emas, padahal orang-orang Samaria belum ada pada masa Keluaran.

Al-Qur’an tidak hanya mengubah sejarahnya, tetapi juga mencampuradukkan beberapa peristiwa sejarah bersamaan. Misalnya, di dalam satu ayat telah menyebabkan kebingungan dengan tiga periode waktu sejarah yang berbeda. Ayat itu mengutip Firaun pada masa Musa yang mengatakan:

"Wahai Haman! Bangunlah untukku sebuah menara yang tinggi agar aku berkesempatan mencapai jalan-jalan masuknya." (Al-Qur’an 40:36)

Padahal, Firaun hidup lebih dari seribu tahun sebelum Haman (kepala pemerintahan Ahasyweros disebutkan dalam kitab Ester), dan lebih dari seribu tahun setelah menara dibangun dalam upaya untuk mencapai langit (menara Babel tertulis dalam Kejadian 11).

Umat Muslim modern mencoba untuk menjelaskan hal ini dengan mengatakan "Haman" adalah dua kata "Ha Man" dari "Ha-Amon" imam besar Amon. Sayangnya tentu saja itu tidak berhasil atau pun menyelesaikan masalah. Penjelasan itu gagal karena orang Mesir tidak akan menggunakan kata sandang Ibrani "Ha." Bahkan jika ini benar (itu tidak benar), kita tetap mendapatkan penjelasan mengapa dia menempatkannya dalam periode waktu yang sama dengan menara Babel.

Contoh kesalahan yang lain adalah ketika Al-Qur’an mengatakan salah satu putra Nuh tenggelam saat banjir besar (Al-Qur’an 11:40-42). Namun kita tahu dari Alkitab bahwa seluruh keluarganya masih hidup setelah air bah.

Klaim Al-Qur’an lainnya yang menentang bukti sejarah dalam Alkitab termasuk Ayub digambarkan sebagai keturunan Ishak (Al-Qur’an 6:84), Ismael adalah seorang nabi dan utusan (Al-Qur’an 19:54), dan penyangkalan terhadap penyaliban (Al-Qur’an 4:157). Meskipun peniadaan seperti contoh di atas dapat saja dibayangkan untuk dilakukan, tetapi peristiwa sejarah tidak mungkin dibatalkan. Selain itu sebagian besar cerita dalam Al-Qur’an sangat tidak jelas dan hal-hal itu hanya dapat dipahami melalui Alkitab.

Abrogasi tidak hanya merujuk pada kitab-kitab yang telah ada sebelumnya, tetapi juga pada bagian-bagian Al-Qur’an yang ada sebelumnya yang bertentangan dengan bagian-bagian Al-Qur’an yang ditulis sesudahnya. Dengan demikian ini mungkin saja sebuah konsep yang diperlukan agar supaya ajaran Islam dapat diterima karena tanpanya akan terdapat terlalu banyak pertentangan di dalam Al-Qur’an itu sendiri untuk dapat diterima dan diandalkan. Walaupun kami tidak dapat menyebutkan semuanya di sini, namun di antara hal-hal dalam Al-Qur’an yang dibatalkan adalah hal-hal yang Muhammad awalnya percayai sebagai bagian dari Al-Qur’an yang diungkapkan kepadanya oleh Allah, tetapi kemudian diklaim berasal dari Setan:

"Tidak pernah Kami mengutus seorang Rasul atau seorang Nabi sebelummu, tetapi ketika dia melafalkan wahyu itu atau meriwayatkan atau berkata-kata, Syaitan (Setan) menaruh (sejumlah kepalsuan) di dalamnya. Tetapi Allah menghapuskan apa yang dilontarkan Syaitan (Setan). Kemudian Allah menetapkan Wahyu-Wahyu-Nya. Dan Allah Maha Tahu, Maha Bijaksana." (Al-Qur’an 22:52)

Ayat-ayat ini kemudian perlu dibatalkan. Namun, sangat jelas masalah tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan Alkitab. Salah satu dari sekian banyak kesalahpahaman yang dimiliki umat Muslim tentang Alkitab adalah bahwa mereka berpikir Alkitab adalah atau berfungsi seperti Al-Qur’an; sama sekali tidak benar. Alkitab ditulis untuk mengajar orang percaya yang menjadi percaya berdasarkan apa yang mereka lihat dan dengar, baik pada zaman Musa dan para nabi di Perjanjian Lama atau pada masa para rasul di Perjanjian Baru. Itu tidak ditulis sebagai tantangan bagi orang-orang atau bahkan untuk membuat orang percaya. Dalam Alkitab Anda dijadikan orang percaya oleh Roh Kudus yang menyatakan Anda bersalah dan Bapa yang memberi Anda pertobatan.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on January 05, 2024, at 11:33 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)