Home
Links
Contact
About us
Impressum
Site Map?


Afrikaans
عربي
বাংলা
Dan (Mande)
Bahasa Indones.
Cebuano
Deutsch
English-1
English-2
Español
Français
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
മലയാളം
O‘zbek
Peul
Português
Русский
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Yorùbá
中文



Home (Old)
Content (Old)


Indonesian (Old)
English (Old)
German (Old)
Russian (Old)\\

Home -- Indonesian -- 17-Understanding Islam -- 009 (His Childhood)
This page in: -- Arabic? -- Bengali -- Cebuano? -- English -- French -- Hausa -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Kiswahili -- Malayalam -- Russian -- Somali? -- Ukrainian? -- Yoruba?

Previous Chapter -- Next Chapter

17. Memahami Islam
BAGIAN SATU: MEMAHAMI AWAL MULA ISLAM
BAB 2: KEHIDUPAN MUHAMMAD

2.1. Masa Kecilnya


Ayah Muhammad berasal dari klan Hasyim yang kaya dan dihormati di Mekah di pantai barat Semenanjung Arab, anggota suku Quraisy yang berkuasa, dan ibunya berasal dari suku Bani Zahra di kota Medinah, beberapa ratus kilometer ke utara. Sesuai tradisi, ibunya meninggalkan kampung halamannya setelah menikah dan pindah ke Mekah untuk bergabung dengan suaminya dan keluarganya. Meskipun ayah Muhammad telah meninggal pada saat dia dilahirkan, dia tetap dianggap sebagai bagian dari suku ayahnya.

Pada masa itu dengan status sosialnya, masa kecil Muhammad biasa-biasa saja. Seperti kebanyakan anak-anak Mekah di kelasnya, dia dikirim untuk tinggal bersama seorang inang pengasuh. Karenanya, dia menghabiskan sebagian besar masa pertumbuhannya jauh dari aristokrasi Mekah, tinggal bersama inang pengasuhnya Halimah al-Saʽdiah dari suku Bani Sa'd di Medinah sekitar enam tahun. Tinggal di Medinah, dia sehari-hari pasti berhubungan dengan orang-orang Yahudi, karena pada waktu itu hanya ada dua suku Arab (kafir) besar di Medinah, tetapi ada tiga suku besar Yahudi di sana, bermigrasi dari Syam (Levant) beberapa abad sebelumnya, dan telah menetap di sekitar Arab, kebanyakan bekerja sebagai pedagang atau pembuat perhiasan. Jadi meskipun saat itu dia masih muda, dia mungkin terbiasa dengan beberapa tradisi Yahudi yang mungkin menjelaskan adanya kesamaan kebiasaan tertentu antara Yahudi dan Islam tertentu.

Umat Islam bercerita tentang bagaimana malaikat memurnikan hati Muhammad selama masa itu. Bukhari dan Muslim (dua kolektor Hadis – yaitu perkataan Muhammad – yang dianggap paling dapat diandalkan oleh Muslim Sunni) mencatat bahwa Muhammad menggambarkan bagaimana malaikat Gabriel (dikenal sebagai Jibril dalam Islam) membersihkan hatinya dengan air Zamzam. Zamzam adalah (dan masih merupakan) sebuah sumur di kampung halaman Muhammad di Mekah, yang berjarak cukup jauh dari Medinah tempat dia tinggal bersama inang pengasuhnya, dianggap suci oleh umat Islam.

"Atap rumah dibuka ketika saya berada di Mekah, dan Jibril turun dan membelah dada saya, lalu dia mencucinya dengan air Zamzam. Kemudian dia membawa baskom emas yang penuh dengan kebijaksanaan dan iman dan menaruhnya ke dalam dada saya. Lalu dia menyegelnya ..." (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Yang lain menceritakan kisah itu secara berbeda. Salah satu teman dekatnya Anas bin Malik, misalnya, menceritakan bahwa Jibril datang kepada Rasulullah ketika dia sedang bermain dengan anak-anak lelaki lainnya. Dia memegangnya dan membantingnya ke tanah, lalu dia membuka dadanya dan mengeluarkan hatinya, dari mana dia mengambil gumpalan darah dan berkata: "Ini adalah bagian Setan dalam dirimu." Kemudian dia mencucinya dalam bejana emas yang diisi dengan air dari Zamzam. Kemudian dia mengembalikan dan menaruhnya ke tempatnya semula. Anak-anak lelaki lainnya berlari ke arah ibu Muhammad – yang berarti inang pengasuhnya – dan berkata "Muhammad telah dibunuh!" Ketika mereka mendatanginya dan ronanya telah berubah. Anas berkata: "Saya biasa melihat tanda jahitan itu di dadanya." (versi ini juga termasuk dalam Sahih Muslim).

Masih ada catatan lain yang mengatakan bahwa itu bukan Jibril tetapi dua malaikat lainnya. Apakah ini adalah catatan yang berbeda atas insiden yang sama, atau catatan atas insiden yang berbeda, sejarawan Muslim mengatakan bahwa ibu angkat Muhammad (inang pengasuhnya, Halimah) menjadi sangat takut atas peristiwa itu sehingga dia mengembalikannya ke keluarganya di Mekah di mana ibunya merawatnya sampai kematiannya kurang dari setahun kemudian, dalam perjalanan pulang setelah mengunjungi keluarga besarnya di Medinah. Setelah kematian ibunya, Muhammad dirawat oleh kakeknya, yang meninggal dua tahun kemudian setelahnya. Muhammad kemudian menjadi bagian dari rumah tangga paman dari pihak ayahnya, yakni Abu Talib, yang membesarkannya bersama dengan delapan anaknya sendiri.

Abu Talib adalah pemimpin klan Hasyim, cabang dari suku Quraisy Mekah tempat ayah Muhammad berasal. Dia berprofesi sebagai pedagang, dan meskipun tidaklah berada (pada kenyataannya dia mengalami masa-masa sulit di kemudian hari dan dia tidak mampu membesarkan anak-anaknya yang lebih kecil), dia dan klannya sangat dihormati di komunitasnya dan dia menempati posisi dengan status yang cukup terhormat. Pada usia dua belas tahun, Muhammad menemani Abu Talib dalam ekspedisi perdagangan ke Syam. Ini adalah saat Muhammad – sesuai dengan tradisi Muslim – pertama kali merekam interaksinya dengan seorang Kristen. Di sana ia bertemu dengan seorang biarawan bernama Bahira, yang mungkin adalah Ebionit, Nestorian atau bahkan Gnos Nasorean (bersumber dari catatan yang berbeda-beda). Bahira dikatakan telah meramalkan masa depan Muhammad muda sebagai seorang nabi berdasarkan tanda lahir yang dia perhatikan di antara bahu Muhammad. Beberapa Muslim menyebut tanda lahir ini sebagai meterai kenabian.

Lalu, apa yang dapat kita pelajari dari kisah-kisah kehidupan awal Muhammad ini? Pertama, kita tahu bahwa dia setidaknya sampai batasan tertentu akrab dengan beberapa tradisi Kristen dan Yahudi, tapi harus diingat bahwa orang Kristen yang tinggal di wilayah tersebut pada masa itu terutama dianggap sesat. Ini menjelaskan kemungkinan mengapa ajaran Islam awal sangat mirip dengan ajaran Yudaisme (dan juga mengapa referensi ke ajaran Kristen dalam Al-Qur'an agak tidak akurat). Dan yang kedua, terlepas dari keakuratan cerita-cerita ini, tampak jelas semenjak usia dini, Muhammad melihat dirinya ditakdirkan untuk menjadi seorang yang besar.

www.Grace-and-Truth.net

Page last modified on January 05, 2024, at 05:54 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)